"Kami tidak mau lagi terlibat perang seperti dulu. Kami mau hidup aman dan damai tanpa konflik. Kami mau pemerintah membangun daerah kami," ujar salah satu tokoh masyarakat Kwamki Lama Aser di Timika, Selasa.
Pada Senin (9/5), situasi keamanan di Kwamki Lama sempat memanas lantaran dipicu oleh kematian Fery Kiwak. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Cikini, Jakarta pada Sabtu (7/5) lalu setelah berobat cukup lama lantaran terkena anak panah saat konflik di Kwamki Lama pada 2013.
Atas keputusan keluarga, jenazah Fery Kiwak akhirnya dibakar pada Senin (9/5).
Pihak keluarga korban juga menyatakan tidak akan memperpanjang persoalan kematian Fery Kiwak kepada keluarga Atimus Komangal selaku panglima perang di Kwamki Lama pada konflik 2013.
Prosesi adat pembakaran jenazah Fery Kiwak dihadiri sejumlah anggota DPRD Mimika, diantaranya Saleh Alhamid, Yohanis Kibak, Markus Timang, Thadeus Kwalik, Yulius Kum, Eliezer Ohee, Anthonius Kemong, Den B Hagabal, Atimus Komangal, Mathius Yanengga dan Yelinus Mom.
Anggota DPRD Mimika Markus Timang menyambut baik komitmen warga Kwamki Lama untuk tidak lagi terlibat dalam konflik. Ia berharap Pemkab Mimika serius untuk membangun wilayah Kwamki Lama agar warga di wilayah itu tidak terus terlibat dalam pertikaian antarsuku sebagaimana yang terjadi selama ini.
Anggota DPRD Mimika lainnya, Thadeus Kwalik menyoroti tidak berperan maksimalnya sekolah-sekolah di Kwamki Lama. Beberapa sekolah di wilayah itu, katanya, sebagian tidak aktif sehingga anak-anak sekolah tidak mendapat pelajaran sebagaimana mestinya.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016