Jakarta (ANTARA News) - Ulama dari 33 negara yang menjadi peserta International Summit of the Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) menyatakan akan mengembangkan Islam moderat ala Islam Nusantara di negara masing-masing.Islam Nusantara akan menjadi spirit bersama para peserta Deklarasi Jakarta, sebagai sumbangsih bagi peradaban Islam yang menghargai budaya yang telah ada serta mengedepankan harmoni dan perdamaian."
Mereka juga akan mendirikan jamiyah atau organisasi NU di negaranya, sebagaimana yang sudah dilakukan oleh ulama Afghanistan.
Ulama dari Lebanon, Yunani, Lithuania, dan Rusia mengemukakan hal itu mewakili perwakilan negara lainnya dalam deklarasi NU di kegiatan ISOMIL di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa.
Sementara sejumlah perwakilan negara berniat mempelajari prinsip moderasi NU dan ajaran Pancasila sebagai prototipe yang akan dikembangkan di negara masing-masing.
Rektor Universitas Kulliyatud Dawah Lebanon Syaikh Abdul Nasheer Jabri mengatakan, nilai-nilai prinsip yang dikembangkan NU selama ini selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dalam membangun peradaban umat, terutama dalam hal pengembangan moderasi, toleransi, dan peradaban Islam Nusantara yang selama ini dipraktikkan oleh NU.
"Paradigma Islam moderat ala NU ini harus terus dikampanyekan oleh berbagai pihak. Karena misi ini adalah hal yang sangat prinsip dalam Islam. Islam moderat NU ini bukan milik kelompok tertentu, atau negara tertentu, tetapi memang inilah Islam sesungguhnya yang diajarkan Nabi," tandas Nasheer.
Ia mengkritik sejumlah kelompok yang berorientasi pada perebutan kekuasaan, pembenturan negara dengan Islam, penebaran konflik dan misi perang, seperti yang dilakukan Hizbut Tahrir, Al Qaida, dan sejenisnya.
"Islam bukanlah hizb, bukan partai atau pasukan perang, karena Islam bukan fikrul harb, tidak berorientasi pada peperangan. Islam adalah fikrul ummah, yang berorientasi pada pengembangan peradaban umat, mewujudkan kesejahteraan, membina masyarakat dalam beribadah, membangun ketertiban umum," papar Nasheer.
Dari gagasan fikrul ummah ini, kata Nasheer, Islam bertanggung jawab membuat pusat peradaban, pusat pendidikan, pusat kebudayaan, pusat ekonomi. Hal itu diamini para ulama dari 33 negara peserta ISOMIL lainnya.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan, tawaran NU tentang wawasan dan pengalaman Islam Nusantara kepada dunia adalah sebagai paradigma Islam yang layak diteladani.
"Islam Nusantara akan menjadi spirit bersama para peserta Deklarasi Jakarta, sebagai sumbangsih bagi peradaban Islam yang menghargai budaya yang telah ada serta mengedepankan harmoni dan perdamaian," paparnya.
Menurut Said Aqil, dalam cara pandang Islam Nusantara tidak ada pertentangan antara agama dan kebangsaan.
"Barang siapa tidak memiliki kebangsaan, tidak akan memiliki tanah air. Barang siapa tidak memiliki tanah air, tidak akan punya sejarah," tandasnya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016