Sang sutradara, yang berasal dari Yogyakarta, mengumumkan kabar gembira itu melalui akun Twitter @Wregas, Jumat.
Film "Prendjak" berkisah tentang perempuan bernama Diah yang karena membutuhkan uang Diah menjual korek api yang bisa dinyalakan untuk melihat salah satu anggota tubuhnya kepada teman kerjanya.
"Prendjak", yang berlatar Yogyakarta, sudah diputar tiga kali di Festival Film Cannes dan akan tayang perdana di Indonesia pada Juni.
La Semaine de la Critique merupakan bagian dari Festival Film Cannes yang fokus menemukan bakat-bakat baru.
Sejak dibentuk oleh French Union of Film Critics tahun 1962, ajang ini ditujukan untuk menampilkan film pertama atau kedua dari sutradara-sutradara dari seluruh dunia.
"Prendjak" bersaing dengan film-film pendek karya sutradara mancanegara untuk mendapatkan penghargaan dalam ajang La Semaine de la Critique.
Pesaingnya antara lain "Arnie" karya Rina B. Tsou (Taiwan/Filipina), "Ascensao" garapan Pedro Peralta (Portugal), "Campo de Viboras) buatan Cristèle Alves Meira (Portugal/Prancis), "Delusion is Redemption to Those in Distress" yang disutradarai oleh Fellipe Fernandes (Brasil).
Selain itu ada "L'Enfance d'un Chef dari Antoine de Bary (Prancis), "Limbo" bikinan Konstantina Kotzamani (Yunani/Prancis), "Oh What a Wonderful Feeling" karya François Jaros (Kanada), "Le Soldat Vierge" karya Erwan Le Duc (Prancis) dan "Superbia" dari Luca Tóth (Hungaria).
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016