"Semua penderita penyakit Frambusia itu sedang menjalani pengobatan agar tidak menularkan kepada warga lainnya," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Jumat.
Selama ini, kata dia, pemerintah daerah cukup serius untuk mengobati penyakit langka yang menimpa warga Baduy itu.
Pengobatan dilakukan secara dilakukan secara berkala oleh petugas kesehatan masyarakat (Puskesmas) setempat.
Sebab, penyebab penyakit Frambusia itu akibat buruknya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti berpakaian sampai berminggu-minggu tidak diganti, mandi tidak menggunakan sabun, dan bahkan warga Baduy ketika tidur tidak beralas tikar.
Perilaku seperti itu, kata dia, merupakan budaya masyarakat Baduy sehingga petugas medis kesulitan untuk mengubah pola hidup bersih dan sehat.
"Saya kira dengan hidup kurang bersih tentu sangat rawan terhadap penyebaran penyakit menular, seperti Frambusia itu," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, jumlah penderita Frambusia saat ini tercatat 19 warga Baduy dan mereka dilakukan pengobatan oleh petugas medis setempat agar sembuh dan tidak menularkan pada warga lainnya.
Sebelumnya, pada 2015 tercatat 23 warga Baduy yang terjangkit penyakit korengan tersebut, namun tiga diantaranya sembuh.
Meskipun penyakit Frambusia itu tidak mematikan, karena menyerang pada bagian kulit saja, seperti luka koreng, tetapi bisa menurunkan produktivitas.
Pengobatan Frambusia dilakukan penyuntikan jenis Benzetin untuk membunuh kuman-kuman pada bagian tubuhnya.
Namun, hingga kini penyakit koreng-koreng yang menyerang bagian kaki, tangan dan badan belum terbebas dari daerah itu.
"Kami terus melakukan pengobatan bagi penderita agar tidak menular pada warga lainnya," katanya.
Tetua Adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Saidja mengatakan pihaknya sangat mendukung tenaga medis melakukan pengobatan terhadap penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuh.
"Kami menerima pengobatan itu dan mendukungnya karena tidak dilarang oleh adat, sebab manusia perlu hidup sehat," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016