"Usia perkawinan dini di Kalsel mencapai 9,24 persen. Persentase itu merupakan yang tertinggi di seluruh Indonesia," ujarnya pada rakorda dan rakornis BKKBN di Banjarbaru, Senin.
Ia mengatakan, selain persentase tertinggi di Indonesia, usia rata-rata perkawinan dini yang ditemukan oleh petugas pengendalian lapangan BKKBN berkisar 10-14 tahun.
Dijelaskan, meski mengetahui persentase dan kisaran usia, tetapi pihaknya belum memetakan di daerah mana saja paling banyak ditemukan perkawinan usia dini tersebut.
"Kami masih melakukan penelitian daerah mana saja di Kalsel yang paling banyak terjadi perkawinan usia dini," ucapnya di sela kegiatan yang dihadiri jajaran BKKBN se Kalsel itu.
Disebutkan, perkawinan usia dini itu paling banyak melibatkan kaum perempuan dengan penyebab yang paling mayoritas faktor ekonomi dan faktor sosial lainnya.
Disisi lain, perkawinan usia dini itu, paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan dengan jenjang pendidikan yang relatif rendah.
"Paling banyak pelakunya kaum wanita dan mereka menjadi korban baik karena faktor ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah hingga faktor lingkungan dan budaya," ujarnya.
Dikatakan, langkah yang dilakukan BKKBN Kalsel untuk mencegah terjadi perkawinan usia dini yakni melakukan penyuluhan terkait dampak dan resiko perkawinan di usia muda.
Bentuk kegiatan seperti lomba duta mahasiswa dan lomba kependudukan bekerja sama pihak terkait sehingga remaja memiliki pengetahuan tentang usia perkawinan.
"Fokus kegiatan diarahkan kepada remaja sehingga mereka mengetahui tentang syarat usia perkawinan untuk menikah agar tidak menjadi korban pernikahan dini," katanya.
Pewarta: Yose Rizal
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016