• Beranda
  • Berita
  • Muslim Turki tuntut hak untuk ibadah di Hagia Sophia

Muslim Turki tuntut hak untuk ibadah di Hagia Sophia

29 Mei 2016 14:31 WIB
Muslim Turki tuntut hak untuk ibadah di Hagia Sophia
Hagia Sophia di Istanbul, Turki. (Flickr/Dennis Jarvis)
Istanbul (ANTARA News) - Ribuan muslim pada Sabtu (28/5) berdemonstrasi menuntut hak untuk menjalankan ibadah di Hagia Sophia, bekas gereja Bizantium yang kemudian menjadi masjid dan sekarang menjadi museum di Istanbul, Turki.

Seorang imam memimpin doa di bangunan besar yang dulu basilika Kristen Ortodoks Yunani, kemudian beralih fungsi menjadi masjid dan saat ini museum di hadapan massa yang menuntut Hagia Sophia difungsikan kembali sebagai tempat ibadah Muslim. 

"Putuskan rantainya, buka Hagia Sophia," teriak kerumunan yang berkumpul di plaza depan museum seperti dilansir kantor berita Turki, Dogan.

"Atas nama ribuan saudara kami, kami menuntut untuk diizinkan berdoa di dalam masjid Hagia Sophia," kata Salih Turhan, presiden Anatolia Youth Association yang mengorganisasi demonstrasi itu bertepatan dengan peringatan penaklukan Ottoman atas Konstatinople (nama sebelumnya dari Istanbul).

Dibangun pada abad keenam, Hagia Sophia yang berarti Kebijaksanaan Suci dalam Bahasa Yunani diubah menjadi masjid pada 1453, ketika Ottoman menaklukkan Konstantinople.

Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh dan negara modern sekuler Turki berdiri, masjid itu diubah menjadi museum pada 1935.

Bangunan besar mahakarya arsitektur Bizantium itu memiliki kubah besar yang didukung oleh pilar-pilar besar, dindingnya berlapis marmer dan berhias mosaik.

Setelah kota jatuh ke tangan tentara Sultan Mehmet II Sang Penakluk, empat menara ditambahkan ke struktur itu dan interiornya dihias dengan karya seni Islam.

Sejak Partai Keadilan dan Pembangunan dan Presiden Recep Tayyip Erdogan berkuasa pada 2002, kelompok pendukung sekularisme di Turki sudah mencemaskan kemungkinan Hagia Sophia difungsikan kembali sebagai masjid, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.(ac)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016