"Saya mewakili teman-teman dari Afrika meminta pemerintah Indonesia menyediakan kesempatan atau bantuan beasiswa pendidikan di bidang kelautan dan perikanan bagi negara-negara Afrika," kata Clementain Chenaimoyo Zvavahera dari Kementerian Pembangunan Irigasi dan Mekanisasi Pertanian Zimbabwe, pada acara penutupan pelatihan internasional bidang perikanan di Bali, Senin malam.
Clementain memberikan pernyataan dan kata sambutan mewakili enam negara Afrika di acara penutupan pelatihan International Workshop on Sustainable Marine Fishery Product Development for African Countries.
Clementain mengaku kagum dengan perkembangan perikanan di Indonesia seperti proses penangkapan ikan dan peralatannya, proses pengolahan ikan serta perikanan budidaya dan teknologi yang digunakan.
Dia berharap dapat melanjutkan pendidikan di bidang perikanan di Indonesia sebagai tindak lanjut pengembangan sumber daya manusia setelah mengikuti pelatihan itu.
"Saya sangat senang jika dapat melanjutkan pendidikan tentang perikanan di sini," ujarnya.
Dia mengatakan meskipun Zimbabwe bukan negara yang memiliki perairan laut namun sektor perikanan tetap berjalan karena mereka memiliki bendungan, danau dan sungai untuk memelihara ikan sehingga pengetahuan yang diperoleh dari Indonesia tetap dapat diimplementasikan di negaranya.
Pelatihan itu diikuti oleh 19 peserta yang terdiri dari 12 orang dari negara Afrika dan tujuh orang dari Indonesia bagian timur, yakni dari Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Ghafur Akbar Dharma Putra yang mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri dalam acara penutupan itu mengatakan pihaknya menampung aspirasi peserta mengenai bantuan pendidikan.
"Kami mengucapkan terima kasih atas saran dari peserta tentang bantuan pendidikan. Kami berharap bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pendidikanan dan Kebudayaan akan menjajaki kemungkinan Anda dan negara-negara lain memperoleh bantuan program PhD (setara dengan S3) bidang perikanan di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan perlu dilakukan pengkajian terhadap permintaan pendidikan itu dan persiapan jika ada pelajar asing untuk pendidikan S2 dan S3 seperti modul pelatihan atau materi pembelajaran dan fakultas untuk menunjang berhasilan pembelajaran.
"Tentu kita harus isa memberikan hal yang positif karena investasi di bidang sumber daya manusia itu mahal dan perlu kita persiapkan dengan baik karena kita mempersiapkan generasi yang akan datang dan juga kelanjutan dari negara itu sendiri termasuk Indonesia," tuturnya usai acara penutupan pelatihan.
Dalam pelatihan internasional itu, para peserta belajar antara lain mengenai teknik pengolahan ikan laut yang ramah lingkungan, kebijakan perlindungan ikan laut, serta pengembangan komunitas perikanan laut.
Pelatihan itu dilaksanakan oleh Direktorat Kerja Sama Teknik, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi Banyuwangi Banyuwangi.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016