"PLTMG ini memasok lebih dari 50 persen kebutuhan daya listrik di Provinsi Aceh," katanya saat memberikan sambutan dalam acara peresmian pengoperasian PLTMG Arun oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Aceh, Kamis.
Hadir dalam acara peresmian antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, dan Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Menurut Sofyan, PLTMG yang telah beroperasi sejak 21 Desember 2015 itu sekaligus memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera bagian utara.
"Alhamdulillah kerja keras PLN dalam upaya menyelesaikan pembangunan PLTMG Arun akhirnya bisa dinikmati seluruh warga, kami sangat berharap dengan beroperasinya Arun, bisa menjadi daya tarik investor untuk terus mengembangkan sektor ekonomi, industri dan pariwisata di Sumatera" ujarnya.
Pembangkit yang berlokasi di Kompleks PT Arun NGL, Jalan Raya Medan-Banda Aceh Gate 53, Kota Lhokseumawe dibangun dengan investasi Rp1,4 triliun sejak 30 Juni 2014.
PLTMG yang dioperasikan anak perusahaan PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), merupakan wujud sinergi BUMN yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor pelaksana proyek dan PT Perta Arun Gas, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), selaku pemasok gas.
Mesin gas dipasok Wartsila Finland, generator oleh ABB, dan "main transformer" dari Hyundai.
Saat ini, daya mampu di Aceh mencapai 384 MW, sementara beban puncak tercatat 340 MW atau terdapat cadangan 44 MW.
Daya mampu tersebut berasal dari PLTMG Arun 184 MW, PLTU Nagan Raya 180 MW, dan PLTD Lumbata 20 MW.
Sofyan juga mengatakan, dalam program 35.000 MW, Sumatera memperoleh porsi 8.700 MW, yang terdiri atas bagian PLN sebesar 1.100 MW dan swasta (independent power producer/IPP) 7.600 MW.
Selain itu, diperlukan pembangunan transmisi sepanjang 1.900 km sirkuit dan gardu induk dengan kapasitas 32.000 MVA di 398 lokasi di Sumatera.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016