Bulan puasa Ramadhan yang akan dimulai minggu depan adalah waktu yang sensitif di Xinjiang, tempat terjadi sejumlah serangan mematikan dalam beberapa tahun terakhir yang menewaskan ratusan orang, dan Beijing menuduh para ekstremis berada di belakang kejadian itu.
Pihak berwenang di Xinjiang sebelumnya telah meningkatkan pengendalian terhadap praktik keagamaan yang diikut kelompok minoritas Uighur di tempat itu saat Ramadhan.
Muncul kritik terkati masyarakat yang dilarang melakukan kegiatan keagamaan dan sejumlah tempat makan yang dipaksa untuk tetap buka demi menggoda mereka yang berpuasa.
Kalangan Muslim di seluruh dunia akan menjalani Ramadhan.
"Selama bulan suci Ramadhan ini, apakah membuka atau menutup restoran halal diserahkan sepenuhnya kepada para pemilik tanpa adanya gangguan," demikian sebuah laporan pemerintahan China terkait kebebasan beragama di Xinjiang seperti dikutip Reuters.
(KR-MBR/M016)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016