• Beranda
  • Berita
  • BPCB tentukan lokasi pembangunan kembali Candi Palgading

BPCB tentukan lokasi pembangunan kembali Candi Palgading

3 Juni 2016 10:47 WIB
BPCB tentukan lokasi pembangunan kembali Candi Palgading
Pekerja menyelesaikan proses pemugaran Candi A di situs Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (13/5/2016). Pemugaran bangunan peninggalan Kerajaan Mataram Hindu di abad 9-10 dijadwalkan dilakukan 10 Oktober 2016. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Sleman (ANTARA News) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta menentukan detail lokasi untuk membangun kembali Candi Palgading di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

"Kami terus berkoordinasi dengan staf ahli untuk menentukan ketinggian serta posisi tepatnya bangunan Candi Palgading yang sedang dipugar," kata Ketua Unit Kerja Pemugaran BPCB Yogyakarta, Indung Panca Putra, Jumat.

BPCB, ia menjelaskan, ingin menyesuaikan detail lokasi pembangunan kembali dengan tempat awal candi itu dibangun pada zaman dahulu.

"Evaluasi dan koordinasi dengan staf ahli terus dilakukan agar tidak ada keragu-raguan dalam menentukan keaslian ketinggian, serta posisi candi. Karena memugar candi itu tidak bisa diulang," katanya.

Para ahli, menurut dia, sedang mengumpulkan data ketinggian, kemiringan tanah, serta posisi tepat bangunan awal candi itu.

"Kami samakan hingga sedetail itu. Karena tidak sembarangan nenek moyang kita dalam membangun candi. Mereka punya ahli arsitek, sipil, dan supranatural," katanya.

"Kondisi atau jenis tanah di bawah candi pun ditentukan. Yaitu dari tanah liat, yang licin jika terkena air, serta mempunyai kandungan oksigen yang tinggi. Tanah Brahmana yang dicari, oksigen tinggi, dan mampu menanggung beban. Mereka menggali tanah, kemudian disiram dengan air. Ditunggu apakah cepat atau tidak peresapannya," katanya.

Arah hadap candi, menurut dia, juga ditentukan seperti orang Islam ketika membangun masjid.

"Arah hadapnya ke utara Bumi atau magnetik. Itu simbolik penghormatan ke dewa-dewa," katanya.


Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016