• Beranda
  • Berita
  • Jelang kemarau, BPBD Jatim siapkan langkah antisipasi

Jelang kemarau, BPBD Jatim siapkan langkah antisipasi

4 Juni 2016 12:38 WIB
Jelang kemarau, BPBD Jatim siapkan langkah antisipasi
Ilustrasi - Akibat kesulitan mendapatkan air pada musim kemarau, banyak tanaman padi di Madiun, jawa Timur mati mengering dan tak bisa dipanen (1/11/2015). (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Surabaya (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyiapkan sejumlah langkah sebagai antisipasi menjelang musim kemarau yang diperkirakan mulai Juli 2016, agar tidak terjadi kekeringan di sejumlah daerah.

"Kami sedang menyusun rencana menghadapi musim kering sehingga tidak sampai terjadi bencana parah," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim Sudarmawan di Surabaya, Sabtu.

Menurut dia, langkah yang diambil antara lain membuat embung geomembran, dan sumur bor.

"Kami akan susun bersama BPBD kabupaten/kota dan SKPD teknis atau yang terkait di lingkungan Pemprov Jatim," ujar mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Bangkalan tersebut.

BPBD mencatat, saat ini terdapat 300 desa di 22 kabupaten yang rawan kekeringan.

"Kalau dibandingkan tahun lalu total sebanyak 541 desa mengalami kekeringan. Syukurlah dengan sejumlah langkah antisipasi, kekeringan bisa berkurang dan semoga semakin menurun," katanya.

Menurut data yang diterima BPBD tahun ini musim kemarau akan berlangsung normal mulai Juli, dengan masa transisi pada Juni.

"Kalau saya meminjam istilah BMKG, Juni merupakan musim kemarau basah karena meski musim kemarau, tapi ada beberapa daerah yang masih mengalami curah hujan dengan intensitas ringan sampai sedang," katanya.

Di Jatim, sejumlah daerah diperkirakan masih mengalami curah hujan tinggi yakni Lumajang dan Banyuwangi.

Sementara itu, ia mengatakan BPBD Jatim berharap agar Kota Surabaya, Kota Blitar dan Kota Mojokerto untuk segera membentuk BPBD.

"Kami tak akan pernah bosan mengingatkan ketiganya untuk membentuk BPBD. Sebab jika dibiarkan maka antara provinsi dan daerah kesulitan berkoordinasi saat terjadi bencana," katanya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016