Lumajang (ANTARA News) - Banjir pasang air laut (rob) merendam belasan rumah warga di pesisir selatan Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu.Hari ini air laut di Pantai Watu Pecak naik dan sudah sampai di Hutan Kosambi yang berada di belakang panggung peringatan 100 hari almarhum Salim Kancil, bahkan rumah warga juga terendam air bercampur pasir,"
"Hari ini air laut di Pantai Watu Pecak naik dan sudah sampai di Hutan Kosambi yang berada di belakang panggung peringatan 100 hari almarhum Salim Kancil, bahkan rumah warga juga terendam air bercampur pasir," kata aktivis lingkungan Aak Abdullah Al-Kudus di Lumajang.
Menurut dia, warga di pesisir selatan Lumajang itu mulai panik karena sawah mereka terendam banjir rob dan kejadian tersebut akibat penambangan pasir besi liar yang menyebabkan pendangkalan pantai.
"Lokasi banjir rob merupakan lokasi tambang pasir besi yang ditolak oleh aktivis Salim Kancil dan Tosan, sehingga kekhawatiran para aktivis lingkungan akan kerusakan lingkungan dan bencana sudah terbukti," kata anggota Tim Advokasi kasus Salim Kancil itu..
Ia mengatakan kondisi bencana abrasi hingga banjir rob di Pantai Watu Pecak merupakan pembiaran atas penambangan pasir di pesisir selatan Kabupaten Lumajang karena kawasan pesisir seharusnya tidak boleh ada pertambangan.
"Kawasan penambangan di Desa Selok Awar-Awar sudah berdampak buruk bagi warga sekitar karena kawasan tersebut merupakan daerah yang berpotensi rawan bencana dan sebagai lahan perikanan, serta pertanian bagi warga setempat," ucap Koordinator LSM Laskar Hijau itu.
Informasi yang dihimpun di lapangan, gelombang tinggi di perairan Pantai Watu Pecak membawa material pasir dari pesisir hingga masuk ke wilayah permukiman warga yang berjarak ratusan meter dari bibir pantai, sehingga belasan rumah warga sempat terendam genangan air laut bercampur pasir.
Bahkan sebuah rumah roboh dan belasan rumah lainnya tertimbun pasir di Dusun Selok Orkesan RT 59, RW-19, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian.
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Hendro Wahyono mengatakan gelombang pasang menyebabkan sebanyak 14 rumah yang terletak di Desa Selok Awar-Awar terendam genangan air laut.
"Kami imbau warga untuk tidak kembali sementara ke rumah masing-masing karena dikhawatirkan terjadi gelombang pasang air laut susulan, apalagi kondisi rumah warga juga tidak memungkinkan lagi untuk ditempati," tuturnya.
Pihak BPBD Lumajang masih terus melakukan pendataan terhadap rumah warga yang rusak akibat banjir rob di pesisir selatan Pantai Watu Pecak Lumajang.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016