Juru bicara Jaguar Land Rover lewat email mengatakan bahwa pengadilan di distrik Chaoyang, Beijing "menangani gugatan terhadap Jiangling terkait hak paten dan kompetisi yang tidak sehat," meski ia tak mau menjelaskan lebih lanjut, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (4/6) lalu.
Gugatan tersebut dilaporkan berkaitan dengan SUV Landwind X7 yang dianggap menjiplak desain Range Rover Evoque, model Jaguar Land Rover yang pertama kali diproduksi di Tiongkok dan mulai dijual tahun lalu.
Pihak Landwind sendiri belum bersedia dimintai keterangan.
Meskipun penjiplakan menjamur dan kerap dilakukan mentah-mentah di Tiongkok, pabrikan otomotif global cenderung tidak menempuh jalur hukum sebab menganggap peluang memenangi gugatan melawan pabrikan lokal sangat kecil.
Selain itu pilihan menempuh jalur hukum bisa menjadi bumerang bagi merek terkait di hadapan masyarakat Tiongkok yang bakal menganggap itu sebagai aksi perundungan oleh merek asing terhadap pesaing lokal.
Pun demikian, pengacara dari firma hukum Zhong Lun yang bermarkas di Beijing, Chen Jihong, menilai apabila Jaguar Land Rover berhasil memenangi kasus gugatan tersebut bukan tidak mungkin bakal menjadi pemicu langkah serupa oleh merek-merek global lain.
Lebih lanjut, hal itu bakal berdampak pada percepatan pemberlakuan penghormatan terhadap hak kekayaan intelektual di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Namun jalur hukum bukan tidak mungkin akan memakan waktu yang lama dan berlarut-larut.
Pengalaman Honda Motor misalnya, mereka membutuhkan waktu 12 tahun untuk memenangi kasus gugatan terhadap pabrikan lokal Tiongkok atas penjiplakan desain CR-V. Itu pun pabrikan Jepang hanya memperoleh kompensasi sebesar 16 juta yuan tak sampai 10 persen dari ganti rugi senilai 300 juta yuan yang mereka ajukan.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016