Makassar (ANTARA News) - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf menilai manajemen stok pangan nasional masih lemah sehingga menyebabkan lonjakan harga komoditas pangan.Bagaimana membereskan rantai tata niaga komoditi pangan, ini juga menjadi tugas yang penting."
"Yang jadi masalah adalah lemahnya manajemen stok pangan nasional," kata Syarkawi yang ditemui di Makassar, Senin.
Syarkawi mencontohkan bagaimana stok bawang merah nasional bisa mencapai 1,2 juta ton per tahun, sementara kebutuhan bawang merah nasional hanya sekitar 975 ribu ton.
Ini berarti ada kelebihan stok sekitar 225 ribu ton. Apa lagi kata dia, musim panen bawang merah di Indonesia tidak bersamaan di berbagai daerah.
Sayangnya, karena lemahnya, manajemen stok, pada saat puncak musim panen, harga komoditi ini justru anjlok, sementara pada musim penghujan harganya melonjak.
"Dalam kondisi puncak musim panen, petani menjadi pihak yang paling dirugikan," kata dia.
Faktor lain, kata dia, adalah panjangnya rantai pemasaran komoditi pangan.
Untuk bawang merah, misalnya, untuk sampai ke Pasar Induk Kramat Jati ada enam rantai pemasaran. Jika setiap pihak masing-masing mengambil untung Rp2 ribu, maka akan ada selisih harga hingga Rp12 ribu dari harga yang diterima petani.
"Bagaimana membereskan rantai tata niaga komoditi pangan, ini juga menjadi tugas yang penting," pungkas Syarkawi.
Pewarta: Nurhaya J. Panga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016