Sampit, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Penduduk dan karyawan di sekitar Terminal Bagendang, Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, belakangan ini dikejutkan oleh berkeliarannya seekor orangutan di sekitar terminal itu.Saya juga pernah dua kali melihat kemunculan orangutan itu. Tubuhnya lumayan besar. Tapi dia tidak mengganggu
"Saya juga pernah dua kali melihat kemunculan orangutan itu. Tubuhnya lumayan besar. Tapi dia tidak mengganggu," kata General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Sampit Agus Dwi Wahyono di Sampit, Kamis.
Orangutan yang diperkirakan jantan dewasa itu sering terlihat di hutan yang tepat berbatasan dengan Terminal Bagendang. Kawasan itu memang masih banyak pepohonan dan semak sehingga memungkinkan satwa langka itu bertahan hidup.
Orangutan ini sering terlihat sore hari dan satwa bernama latin pongo pygmaeus ini terlihat memakan dedaunan muda yang masih banyak didapatkan di hutan kecil yang diapit jalan kabupaten dan Sungai Mentaya itu.
"Kalau lihat kita mendekat, biasanya orangutannya masuk ke dalam hutan. Tapi takut juga sih kalau orangutannya yang malah mengejar kita karena ukurannya cukup besar," kata Yudi, warga setempat.
Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah Muriansyah mengaku sudah menerima laporan orangutan ini sejak Maret lalu, namun beberapa kali begitu mereka datang ke tempat ini si orangutan bersembunyi.
"Belum ada laporan gangguan, tapi ini mulai meresahkan. Orangutannya kadang muncul, kadang bersembunyi. Termasuk saat beberapa kali kami ke sana, orangutannya tidak terlihat," kata Muriansyah.
Dia juga berjanji untuk mendatangkan tim khusus dari Pangkalan Bun.
Makin banyaknya satwa liar seperti orangutan, beruang, owaowa dan lainnya yang masuk kebun dan permukiman warga disebabkan oleh semakin sulitnya mendapatkan makanan di habitat asli mereka. Hutan makin berkurang akibat pembukaan untuk kepentingan ekonomi, pembalakan liar dan kebakaran lahan.
Muriansyah mengimbau masyarakat melaporkan ke BKSDA jika mengetahui keberadaan orangutan agar bisa dievakuasi dengan cara yang benar. Memelihara orangutan bisa membuat satwa langka itu mati dan membahayakan manusia karena orangutan bisa menularkan berbagai penyakit seperti hepatitis, TBC dan lainnya.
Pewarta: Norjani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016