"Kalau ditanya dalam satu tahun targetnya berapa, insya Allah sekitar Rp20 triliun (dana) bisa masuk karena kami optimistis masyarakat ikut berinvestasi di pasar modal syariah melalui produk NU ini," kata Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Marsudi Syuhud pada konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis.
Marsudi yang juga menjabat Ketua Badan Khusus Investasi NU ini mengatakan produk invetasi dana reksa syariah dapat tumbuh mengingat jumlah pendukung NU yang mencapai lebih dari 83 juta orang dan 50.000 cabang tersebar di seluruh Indonesia dan 14 negara.
Selain itu, keunggulan paket pilihan investasi yang memungkinkan investor berdonasi dan mendukung secara finansial kegiatan NU, menjadi daya tarik investasi bagi nasabah.
Donasi dilakukan dengan cara menghibahkan modal pokok dan atau perolehan imbal hasil (return) kepada NU untuk membantu kegiatan dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, ekonomi dan kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
PT Ciptadana Asset Management (Ciptadana) selaku mitra NU untuk manajemen investasi menyatakan target perolehan imbal hasil dana reksa syariah jenis campuran ini berkisar 10-14 persen per tahun.
"Target return karena ini dana campuran harus melihat dari komposisi antara pasar uang, saham dan obligasinya. Dari hasil perhitungan, ekspektasi dengan reksa dana campuran yang moderate bisa berkisar 10-14 persen per tahun," kata Direktur Investasi Ciptadana Irvin Patmadiwiria.
Terkait jaminan keamanan investasi, Irvin mengatakan manajemen investasi dilakukan secara transparan karena dana akan masuk ke rekening bank kustodian, yakni PT Bank Mandiri Tbk.
Ia menambahkan risiko dalam investasi pasar modal syariah ini hanya bergantung dari kondisi pasar dan naik turunnya bursa saham.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016