"Rekayasa jalur sudah dilakukan sejak akhir Mei lalu dan mungkin akan dipertahankan mengantisipasi lonjakan arus lalu lintas selama musim mudik/balik Lebaran," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Trenggalek Yuli Priyanto di Trenggalek, Selasa.
Di jembatan Nglongsor yang saat ini dibangun, kata Yuli, arus lalu lintas diberlakukan sistem buka-tutup.
Pengendara roda dua ataupun empat untuk kategori mobil keluarga atau kelas niaga berkapasitas di bawah enam ton masih diperkenankan melalui jembatan bailey yang dipasang persis di samping titik jembatan baru yang kini sedang dibangun.
"Penggunaannya terbatas untuk kendaraan berkapasitas kecil. Untuk kendaraan besar seperti truk atau bus tidak boleh, harus melalui jalur lingkar Trenggalek-Karangan-Tugu," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Urusan Tata Usaha Pelaksana Jalan Nasional PPK-17 Batas Pacitan-Jarakan-Trenggalek-Dengok-Ponorogo, Lasminto mengatakan pembangunan jembatan Nglongsor ditarget rampung maksimal Desember 2016.
Sejak dimulai awal Juni 2016 dengan anggaran sebesar Rp11 miliar dari APBN, kata dia, saat ini kemajuan proyek mencapai tahap penancapan beberapa tiang pancang atau paku bumi untuk fondasi jembatan baru.
"Dimulai dengan pembuatan Abutment, kemudian dilanjut dengan pemasangan rangka bajanya. Sesuai kontrak akan selesai pada tanggal 14 Desember tahun ini, jauh setelah lebaran," katanya.
Jembatan Nglongsor berada di jalur utama jurusan Trenggalek-Ponorogo. Lokasinya berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat kota.
Jembatan Nglongsor yang patah dulunya dibangun pada era 1960-an. Sempat mengelami kerusakan dan diperbaiki alakadarnya, jembatan tua yang memiliki panjang 50 meter dan lebar 7,5 meter itu akhirnya patah menjadi dua bagian akibat diterjang banjir yang menyebabkan salah satu tiang fondasi jembatan ambruk/roboh.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016