Heri, salah seorang nelayan Desa Ujong Baroh di Meulaboh, Rabu, mengatakan, jarak tempuh nelayan juga sudah sedikit berkurang dari biasanya, karena kondisi "bakad" (gelombang) di perairan lepas sudah sangat mengkhawatirkan.
"Bakad di tengah laut besar-besar dan badai juga. Tapi saat seperti itu kami juga memancing maupun menjaring ikan. Yang sedikit berubah jarak tempuh yang biasanya 10-15 mil sekarang paling berani sekitar 5-7 mil," katanya.
Dengan jarak tempuh terbatas itu, para nelayan juga hanya mendapatkan ikan-ikan dengan ukuran maksimal hanya 400-600 gram/ekor.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh Barat M Iqbal membenarkan terkait kesulitan yang dihadapi masyarakat nelayan disaat cuaca ekstrim saat ini. Ia mengatakan, akibat kondisi ini harga ikan basah di pasar mengalami kenaikan cukup drastis karena tingginya kebutuhan masyarakat.
"Hampir setiap hari hasil tangkapan nelayan kita menurun sampai 50 persen, biasanya hasil tangkapan dipasar itu rata-rata 30 ton per hari, tapi sejak cuaca ekstrim ini kami lihat cukup jauh berkurang," katanya.
Pewarta: Anwar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016