Kiriman uang TKI ke Pamekasan meningkat

1 Juli 2016 19:04 WIB
Kiriman uang TKI ke Pamekasan meningkat
Ilustrasi--Kedatangan Pemudik TKI. Petugas bandara mengarahkan penumpang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia yang tiba di terminal Internasional Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (28/6/2016). Lonjakan pemudik TKI mulai terlihat di Bandara Internasional Adi Soemarmo pada H-8, dan puncak arus mudik TKI akan terjadi pada H-1 lebaran 1437 H. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Pamekasan (ANTARA News) - Pengiriman uang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri melalui perusahaan jasa pengiriman barang di kantor pos Pamekasan, Jawa Timur selama Ramadhan ini meningkat.

"Setiap hari tidak kurang dari Rp800 juta, TKI yang mengirim uang melalui kantor pos di Pamekasan ini," kata Kepala Kantor Pos Pamekasan Hadi Ernomo di Pamekasan, Jumat.

Ia menjelaskan, pada hari-hari normal, pengiriman uang dari TKI melalui kantor pos hanya dalam kisaran antara Rp300 juta hingga Rp400 juta dalam sehari. Namun, sejak memasuki Ramadha mengalami peningkatan.

Perusahaan jasa pengiriman uang dan barang ini mencatat, hingga akhir Juni 2016 ini, terdata sebanyak 3.851 paket wesel dengan nilai uang mencapai Rp15 miliar.

"Kalau jumlah barang dari luar negeri yang dikirim para TKI sebanyak 214 paket," kata Hadi Ernomo, menjelaskan.

Ia menjelaskan, selama ini TKI yang banyak mengirim paket melalui kantor pos Pamekasan itu dari Arab Saudi, Hong Kong, Taiwan dan Malaysia.

"Kan memang di empat negara ini yang menjadi tujuan TKI dari Pamekasan ini," tuturnya.

Dibanding lebaran tahun lalu, volume pengiriman uang dari TKI di luar negeri kepada sanak familinya di Pamekasan ini, jauh lebih sedikit.

Sebab, berdasarkan catatan Antara, pada lebaran tahun lalu, pengiriman uang oleh TKI dari luar negeri melalui kantor pos mencapai Rp27 miliar lebih dengan jumlah transaksi pengiriman hingga "H-7" Lebaran sebanyak 5.200 transaksi.

Di Pamekasan, daerah yang menjadi tujuan paket pengiriman uang maupun barang meliputi, Kecamatan Waru, Pasean, Batumarmar, Kecamatan Palengaan, dan Kecamatan Pegantenan.

Hal ini, karena di lima kecamatan itu, selama ini memang menjadi kantong-kantong TKI. Hanya saja, kebanyakan para TKI itu, berangkat ke luar negeri melalui jalur ilegal.

Menurut perkiraan tidak kurang dari 5.000 warga Pamekasan bekerja di luar negeri sebagai TKI. Mereka itu, tersebar di negara Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong dan Taiwan.

"Tapi yang berangkat melalui jalur resmi yakni melalui Perusahaan Jasa TKI tahun ini hanya 19 orang," ungkap Kepala Dinsosnakertrans Pamekasan Arif Handayani.

Pewarta: Abd Azizi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016