• Beranda
  • Berita
  • Jelang Lebaran Ketupat warga produksi dodol jaton

Jelang Lebaran Ketupat warga produksi dodol jaton

11 Juli 2016 06:51 WIB
Jelang Lebaran Ketupat warga produksi dodol jaton
Ilustrasi--Pekerja membungkus dodol betawi di industri rumahan kawasan Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Senin (20/6/2016). Memasuki bulan Ramadan sampai menjelang lebaran permintaan dodol betawi mengalami peningkatan pesanan hingga 130 bungkus per hari dibanding hari biasa hanya 20 bungkus per hari dengan harga Rp 65 ribu. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Gorontalo (ANTARA News) - Jelang perayaan Lebaran Ketupat, warga Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo mulai memproduksi dodol jawa tondano (jaton), Minggu.

Pantauan Antara, hampir setiap rumah memasak dodol khas jaton yang nantinya akan dibagikan kepada tamu yang datang kerumah warga setempat.

"Ini sudah menjadi tradisi kami, memasak dan membagikan dodol saat Lebaran Ketupat yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri," ucap Saleh, warga setempat.

Dia menjelaskan, tiga hari sebelum perayaan Lebaran Ketupat, warga sekitar sudah mulai memproduksi dodol Jaton.

"Memasak dodol membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga ekstra, karena untuk memasak 10 kg dodol, dibutuhkan sembilan jam waktu memasaknya, dan harus terus diaduk agar campuran bahannya merata," jelas Saleh.

Dodol Jaton terbuat dari tepung, kacang, santan kelapa dan gula merah, dengan penbandingan jika ingin membuat 10 kilogram dodol, dibutuhkan 30 butir kelapa dan 15 kilogram gula merah.

"Untuk 10 kilogram dodol yang kami buat akan menjadi 225 bungkus dodol Jaton yang dibungkus menggunakan daun woka," kata Saleh.

Sementara itu, Ido Masuli yang ditemui saat sedang membungkus dodol Jaton mengatakan, dodol yang dibungkus adalah dodol yang telah didinginkan selama 12 jam usai dimasak.

"Proses pendinginan dodol jaton terbilang cukup lama, karena harus sudah benar-benar dingin baru bisa dibungkus dengan daun woka," jelas Ido.

Ia menuturkan, daun woka yang digunakan sebagai pembungkus dibeli dari daerah pegunungan di Limboto Barat.

"Harus orang yang sudah terampil jika ingin membungkus dodol dengan daun woka, karena jika belum terbiasa, daun woka akan cepat sobek sehingga dodol tidak terbungkus rapi," katanya.

Pewarta: A Solihin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016