AMV UI memperlombakan karya inovatif mereka berupa teknologi kapal tanpa awak bernama Makara-05 (drone permukaan laut) dan Makara-06 (drone bawah laut).
"Kami sempat mengalami kendala teknis pada tahap performa robot. Hardware kami mengalami gangguan signal dikarenakan faktor lingkungan dimana jumlah satelit yang kami dapatkan di AS lebih sedikit dibandingkan saat di Indonesia," kata Ketua AMV UI, Zulfah Zikrina dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, pihaknya harus melakukan pemrograman ulang terhadap sistem Makara-05 dalam waktu yang sangat terbatas.
"Permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan adanya kerjasama tim yang baik dan berhasil menghantarkan AMV UI menyelesaikan misi-misi perlombaan dan menunjukkan bahwa tim Indonesia mampu mengungguli kampus-kampus terkemuka dunia dalam ajang kompetisi bergengsi ini," tuturnya.
Dalam kompetisi ini ada 2 tahap penilaian, yaitu "static judging" dan "performance/dynamic robot".
Pada tahapan "static judging", kemampuan akademis dan pemahaman teknikal yang mendalam menjadi penilaian utama dan dipresentasikan di hadapan para Juri yang berasal dari "Naval Sea Systemnya Command" (NAVSEA), "Ocean Naval Research" (ONR), dan organisasi Naval lainnya.
Terdapat sejumlah komponen penilaian yaitu penulisan jurnal, kualitas materi jurnal, fisik kapal, tayangan video, website, social media, techical academic oral presentation, inspeksi robot, dan team interview.
AMV UI mampu menjawab seluruh pertanyaan dari juri sehingga berhasil mengalahkan tim papan atas dari tahun sebelumnya seperti University of Michigan dan United States Naval Academy (USNA).
Sedangkan pada tahapan "performance robot", para kontestan diminta untuk menunjukkan kemampuan kapal dalam menyelesaikan lima misi kompetisi, yaitu navigasi, penghindaran rintangan (obstacle avoidance), berlabuh otomatis (automated docking), mendeteksi frekuensi bawah air (Pinger Location), dan meluncurkan kapal selam untuk merekam gambar bawah air (interoperability challenge).
Kapal Makara-05 atau drone permukaan laut merupakan kapal tanpa awak yang didesain dengan konsep tiga lambung (trimaran) dan pada bagian depan terdapat "axe bow" yang berfungsi untuk memecah gelombang/ombak sehingga mampu meningkatkan efisiensi waktu.
Sedangkan Kapal Makara-06 atau drone bawah laut merupakan kapal yang memiliki kemampuan sensor mengolah citra objek di bawah laut dan mampu bertahan selama 4 jam di bawah air pada kedalaman hingga 100 meter.
Turnamen ini telah diselenggarakan ke-9 kalinya dan pada tahun ini diikuti sejumlah negara seperti AS, Korea Selatan, dan India.
Tantangan yang harus diselesaikan dalam kompetisi ini adalah desain kapal yang mampu dioperasikan kawasan pesisir, baik untuk misi pengamanan, penyelamatan, operasi darurat dan operasi oseanografi, kegiatan riset, dan lainnya.
Dalam ajang tersebut, UI berhasil mengungguli tim dari University of Michigan AS, University of Ulsan Korea Selatan, dan Embry-Riddle Aeronautical University AS.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016