Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X berharap masyarakat di daerah setempat menumbuhkan rasa saling percaya dengan sesama serta menghindari rasa saling curiga guna mewujudkan masyarakat yang berdaya saing.Gejala yang tampak saat ini, masyarakat kita mengidap penyakit akut saling tidak percaya, saling curiga, dan saling menjegal satu sama lain,"
"Gejala yang tampak saat ini, masyarakat kita mengidap penyakit akut saling tidak percaya, saling curiga, dan saling menjegal satu sama lain," kata Sultan dalam sambutannya pada halalbihalal bersama pejabat, tokoh masyarakat, dan kalangan pengusaha di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Rabu malam.
Menurut Sultan saat ini masyarakat sangat memerlukan kepercayaan di tengah segala macam krisis kepercayaan.
Masyarakat yang tidak memiliki rasa saling percaya, menurut dia, akan sulit mengembangkan jaringan birokrasi politik dan ekonomi yang sehat dan berdaya saing.
"Tanpa rasa saling percaya tidak ada kekuatan yang saling menghubungkan dan menyangga, melainkan sebaliknya masyarakat akan saling memotong dan mengambil hak orang lain untuk memenuhi kepentingannya," kata dia.
Belakangan ini, menurut dia, masyarakat sulit mempercayai seseorang, lembaga atau peristiwa. "Masyarakat tidak mampu melihat lagi mana yang benar dan mana yang rekayasa, juga siapa yang berbuat dan siapa yang korban," kata dia.
Kendati kepercayaan dinilai sebagai kunci untuk menyelesaikan berbagai macam krisis saat ini, menurut Sultan untuk menumbuhkan rasa saling percaya itu diperlukan tokoh panutan yang dapat dipercaya oleh semuanya.
"Diperlukan seorang pemimpin, seorang guru yang kepentingannya bukan sekarang, namun yang memiliki kualitas dan menjadi penutan pembaruan. Melalui pemimpin semacam itu maka potensi bangsa dapat disatupadukan dan diakumulasikan untuk kepentingan bangsa," kata dia.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Arif Noor Hartanto dalam kesempatan yang sama menambahkan rasa saling percaya juga dibutuhkan di tengah masyarakat DIY yang memiliki potensi konflik antarkelompok.
"Oleh sebab itu dalam momentum Idul Fitri perlu dihadirkan kesalehan sosial dengan menahan diri dari amarah dan memaafkan kesalahan orang lain," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016