Dilansir dari Foxnews, peneliti dari Wageningen University di Belanda melakukan percobaan pda 15 laki-laki dengan indeks massa tubuh 22,6 (indeks 18,5-24 secara umum tergoling sehat).
Setelah sarapan, masing-masing dari mereka minum milkshake yang beragam tekstur dan kandungan kalori, antara 100-500.
Semua milkshake penelitian memiliki kandungan gizi yang sama, terdiri dari 50 persen karbohidrat, 20 persen protein dan 30 persen lemak.
Setelah minum, mereka dipindai MRI untuk melihat seberapa cepat perut kosong dan setelahnya mereka makan siang sampai kenyang.
Perut mereka yang minum milkshake tidak kental dan rendah kalori berdasarkan hasil pindaian lebih cepat kosong, perjalanan cairan dari perut hingga ke usus halus memakan waktu 26,5 menit.
Mereka yang mengonsumsi milkhaske yang kental dan padat kalori perlu waktu 82 menit.
Tetapi, laki-laki yang minum milkshake kental yang mengandung 100 kalori merasa lebih kenyang daripada mereka yang mengonsumsi milkshake cair 500 kalori.
“Tingkat kenyang karena viskositas naik, peristiwa itu disebut kenyang semu, mungkin berguna untuk menurunkan asupan energi,” tulis para peneliti.
Peneliti utama studi tersebut Guido Camps, melalui pesan terpisah mengatakan dapat juga menggunakan serat untuk mengentalkan milkshake, seperti guar gum atau xatham berbasis karbohidrat untuk membuat milkshake lebih kental tanpa menambah kalori.
Berdasarkan studi tersebut, milkshake yang sangat kental namun rendah kalori yang membantu menahan lapar dan mencegah makan terlalu banyak.
Namun, peneliti berpendapat perlu ada studi lanjutan untuk membuktikan hasilnya.
Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016