Palu (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengatakan tiga hal yang perlu diteladani dari sosok ulama pendiri perguruan Islam Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aljufri.Tak sedikit orang yang dididik melalui lembaga Alkhairaat sehingga tampil menjadi pribadi yang saleh dan saleha."
"Ada tiga hal yang perlu diteladani yakni memperluas areal dakwah, memperluas pengertian jihad dan berjuang tidak sendirian," katanya pada peringatan hari wafat (Haul) ke 48 tahun pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aljufri di Palu, Minggu.
Lukman menjelaskan dalam memperluas areal dakwah, Habib Idrus berdakwah tidak hanya di sekitarnya saja, tetapi bersifat lintas pulau dan lintas Negara. Guru tua, kata dia, dalam berdakwah selalu bertumpu pada ayat Alquran dengan menekankan pada pendekatan hikmah.
Dalam hal memperluas pengertian jihad, menurut Menag bahwa Habib Idrus menekankan dalam jihad bukan hanya dalam bentuk perang fisik, tetapi membuka lembaga pendidikan juga masuk dalam kategori jihad.
"Beliau mendirikan semua tingkatan pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, maka seharusnya kita sebagai penerusnya berjihad pula dijalur pendidikan. Ini merupakan bentuk kecintaan beliau kepada Indonesia," ujarnya.
Selain itu, Habib Idrus dalam berjuang, kata Lukman, tidak pernah bergerak sendirian tetapi dengan manajeman yang sangat baik. Manajemen tersebut dibuktikan dengan karya beliau dengan menciptakan perguruan Alkhairaat.
"Beliau tidak sekadar alim dalam ilmu-ilmu keislaman, melainkan juga seorang yang organisatoris yang mumpuni," kata Lukman.
Menteri Agama mengatakan salah satu karya gemilang yang ditinggalkan Guru Tua, panggilan akrab Habib Idrus adalah Alkhairaat.
Menurut Lukman, walaupun mungkin Guru Tua tidak meninggalkan buku atau kitab sebagai karya intelektualnya, namun sesungguhnya jutaan orang telah berhasil menjadi orang-orang sukses karena sentuhan tangan Guru Tua melalui Alkhairaat.
"Tak sedikit orang yang dididik melalui lembaga Alkhairaat sehingga tampil menjadi pribadi yang saleh dan saleha," katanya.
Lukman mengatakan Guru Tua telah mewariskan sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak-anak yang saleh.
Lukman berharap para keturunan Guru Tua menjadi jangkar moral dan intelektual baik di dalam Alkhairaat maupun di luar Alkhairaat.
"Saya tidak bisa membayangkan suasana keislaman di kawasan timur Indonesia tanpa almarhum," katanya.
Menurut Lukman, jika di tanah Jawa ada KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asari, di Nusa Tenggara Barat ada tuan guru KH Zainudin Almadjid, di Sumtera ada Syeh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, di Kalimantan ada Syeh Muhammad Arsyad Albanjari, maka di Sulawesi ada Habib Idrus bin Salim Aljufri.
Pewarta: Fauzi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016