"Kita dapat memanfaatkan teknologi dari India seperti pembangkit listrik dan industri tekstil. Sebaliknya, kita dapat berperan lebih banyak dalam memasok consumer goods, baik barang-barang konsumsi produk industri pengolahan pangan, perawatan tubuh dan lain-lain," kata Harjanto di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, hal ini dapat memanfaatkan populasi India yang saat ini mencapai 1,2 miliar jiwa.
Sementara Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan, perusahaan India dan Indonesia dapat bermitra di industri yang mendukung pembangunan infrastruktur.
"Seperti program pembangkit listrik 35 ribu MW, jaringan transmisi listrik 46 ribu kilometer dan industri galangan kapal," ujarnya.
Kemenperin juga menyebutkan, hubungan kedua negara menjadi semakin erat ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bersama pada 2005 oleh Presiden Republik Indonesia dengan Perdana Menteri Republik India.
Pada 2013, pemimpin kedua negara mengadopsi inisiatif dalam rangka memperkuat Kemitraan Strategis, yaitu Comprehensive Economic Partnership.
Sementara itu, pada tingkat bilateral, kedua negara akan memulai perundingan Indonesia–India Comprehensive Economic Cooperation Agreement (II-CECA).
Sedangkan untuk tingkat regional telah disepakati ASEAN-India Free Trade Agreement pada tanggal 13 Agustus 2009 dan berlaku efektif sejak 1 Januari 2010.
"Kedua negara saat ini ikut dalam perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara ASEAN dengan ASEAN partners," papar Harjanto.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016