"Kami imbau warga yang tinggal di sepanjang DAS Brantas ekstra waspada dan melakukan antisipasi sejak dini, sebab potensi bencana masih terus mengintai akibat kondisi cuaca, terutama hujan dengan intensitas tinggi dan suhu laut yang meningkat serta pengaruh angin timur," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Jawa Timur J Hartono di Malang, Kamis.
Berdasarkan peta rawan bencana yang telah disusun BPBD, daerah yang dinyatakan masih rawan longsor meliputi Kelurahan Polehan, Madyopuro, Bareng, dan Kasin. Sedangkan daerah rawan puting beliung berada di wilayah kecamatan Kedungkandang.
"Kami minta agar warga cepat melapor apabila di wilayahnya terjadi bencana, sehingga bisa segera ditangani. Saat ini kami berusaha melanjutkan kegiatan terkait pengurangan risiko bencana. Pada pekan ini, kami akan melatih TRC (Tim Reaksi Cepat), simulasi pengungsi dan dapur umum dan beberapa hari lalu sudah simulasi penyelamatan air," urainya.
Untuk membantu pembangunan konstruksi bagi warga yang tempat tinggalnya terdampak bencana, BPBD tidak bisa melakukannya, sebab selain bukan termasuk tugas pokok fungsi (Tupoksi)-nya, BPBD juga tak punya anggaran untuk perbaikan bangunan tersebut.
Awal tahun 2015, BPBD sudah mengajukan anggaran sektiar Rp13 miliar untuk perbaikan infrastruktur. Jika cair, bantuan itu akan turun ke Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB). Perbaikan dengan dana itu juga tidak bisa sembarangan, sebab harus ditelusuri terlebih dahulu status tanah bangunan yang bakal dibantu perbaikannya itu, jika tidak jelas, tidak bisa mendapatkan bantuan.
"Status tanah bangunan yang terdampak bencana itu harus jelas, kalau bermasalah otomatis tidak bisa mendapatkan bantuan," katanya.
Potensi bencana di Kota Malang diprediksi hingga Oktober mendatang. Itu sesuai dengan prediksi awal mulai musim hujan tahun ini. Bencana yang masih menghantui kota pendidikan itu adalah tanah longsor dan puting beliung.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016