Google Launchpad Accelerator merupakan sebuah acara booth camp yang diselenggarakan oleh Google untuk membantu startup Indonesia belajar best practice dari Silicon Valley.
"Kita di sana kumpul berbagai startup dari empat negara ada dari Indonesia, Brasil, Meksiko, India, masing-masing negara sekitar enam startup, masing-masing startup sekitar tiga orang, sekitar 100 orang di sana dari startup entrepreneur," kata dia kepada ANTARA News, di Jakarta, Jumat.
"Di sana kita selama 14 hari mendapatkan banyak mentoring session dari mentor-mentor dari berbagai macam negara, ada dari India, Colombia, Amerika, Israel dengan background yang sangat bervariasi," sambung dia.
Para mentor berbagi berbagai macam ilmu, termasuk user experience seperti bagaimana pertama kali mengetahui customer dan bagaimana memvalidisasi keinginan customer.
Tidak hanya itu, para mentor juga berbagi ilmu dari sisi bisnis, seperti optimalisasi teknik-teknik marketing. "Itu semua sangat aplikatif," ujar Diajeng.
"Best practice yang sudah dialami mentor-mentor untuk mengembangkan startup supaya lebih cepat berkembang dan arahnya lebih tepat, supaya enggak jatuh, dan kalau jatuh enggak jatuh dua kali. Jadi, mereka mengajari teknik-tekniknya," lanjut dia.
Lebih lanjut, Diajeng mengungkap satu ilmu yang bagi dia sangat melekat seusai mengikuti kegiatan tersebut, yaitu Lean Startup, di mana startup harus dapat bekerja dengan efisien dan efektif, atau tidak mubazir.
"Tidak mubazir dalam hiring orang dan spending marketing budget misalnya, bagaimana melakukan tes channel mana yang paling efisien, jadi sebelum mengeluarkan uang, kita harus tes dulu mana yang baik yang paling efektif, yang paling efisien, yang paling baik impact-nya ke kita," kata Diajeng.
"Karena kebanyakan startup mati karena kehabisan duit, dan kebanyakan startup tidak bisa berkembang karena enggak ada duit, jadi ketika kita mulai dari nol kita harus berpikir bagaimana cara efektif untuk mengelola uang," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016