114 orang tewas akibat banjir di Hebei, China

24 Juli 2016 13:31 WIB
114 orang tewas akibat banjir di Hebei, China
Ilustrasi--Petugas penyelamat membantu seorang warga dengan rakit buatan di jalanan banjir distrik Yongchuan, Chongqing, Senin (23/7). (REUTERS/China Daily)
Shijiazhuang (ANTARA News) - Hujan lebar dan banjir menyebabkan 114 orang tewas dan 111 lainnya hilang di Provinsi Hebei, China, hingga Sabtu pagi (23/7) menurut biro urusan sipil provinsi.

Seperti dilansir kantor berita Xinhua, bencana itu juga membuat otoritas lokal harus mengevakuasi  hampir 310.000 orang.

Banjir dan tanah longsor akibat hujan deras meruntuhkan 52.900 rumah dan menyebabkan 155.000 lainnya rusak.

Lebih dari 700.000 hektare lahan pertanian juga rusak, menimbulkan kerugian ekonomi hingga 16 miliar yuan atau sekitar 2,4 miliar dolar AS.

Desa Daxian di Kota Xingtai yang paling parah terdampak bencana hampir kosong setelah banjir melanda pada Rabu pagi. Sedikitnya delapan warga desa tewas dan satu hilang akibat kejadian itu.

"Saya dengar orang berteriak 'banjir' sekitar pukul 02.30. Saya membangunkan istri dan anak saya dan bergegas keluar rumah. Seketika itu juga genangan air tingginya sudah di atas pinggul saya," kata Zhang Erqiang, seorang warga desa.

"Istri saya dan saya panik dan kami memanjat pohon, dan tetap berada di sana sampai beberapa jam sampai tim penolong tiba pada pagi hari," kata Zhang.

"Tapi anak perempuan dan laki saya hanyut, dan jasad mereka baru saja ditemukan," katanya berlinang air mata.

Hanya puluhan warga desa yang tinggal untuk mengawasi desa sementara warga lainnya mengungsi ke tempat penampungan terdekat atau rumah kerabat di tempat lain.

Jingxing County, yang berada di bagian barat provinsi, curah hujannya rata-rata 545,4 mm dalam 19 jam antara Selasa pukul 01.00 sampai Rabu pukul 08.00, melampaui jumlah yang diterima oleh daerah itu sepanjang 2015.

Aliran listrik mati, jaringan komunikasi terganggu sementara infrastruktur dan jalan di seluruh Jingxing ditutup akibat banjir.

Di Desa Renma, Ren Jingmin sedang membersihkan rumahnya. Sofa, tempat tidur dan furnitur lainnya basah. Tembok dinding rumahnya retak.

"Listrik mati sebelum pelantang suara desa selesai menyiarkan pengumuman. Dan tak lama kemudian banjir menenggelamkan tempat tidur saya," kata warga desa lainnya, Zhang Yechao.

Qiu Wenshuang, wakil wali kota Xingtai, pada Sabtu mengatakan bahwa sedikitnya 25 orang tewas dan 13 lainnya hilang di kota itu, menambahkan bahwa operasi penyelamatan dan penanganan bencana dijalankan segera setelag banjir.

Hampir 30 perahu dan 300 tentara dikerahkan untuk memperbaiki tanggul yang rusak dan 1.200 orang yang lain bergabung dengan operasi penyelamatan menurut Qiu.

Pemerintah lokal juga mengirim 15 tim kerja ke 12 desa daerah banjir untuk melihat kondisi, menenangkan warga desa dan menjalankan upaya pencegahan epidemi.

Wakil Perdana Menteri china Wang Yang memimpin pertemuan pengendalian banjir dan penanganan bantuan bencana di Beijing pada Sabtu, mendesak pemerintah di semua tingkatan mengutamakan keselamatan warga dan memperkuat kebijakan penanganan banjir.

Pemerintah provinsi mengalokasikan 105 juta yuan (15,7 juta dolar AS) untuk penanganan keadaan darurat di daerah-daerah yang paling parah terdampak bencana.



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016