• Beranda
  • Berita
  • Indonesia hadapi tantangan keperluan 1,5 juta insiyur

Indonesia hadapi tantangan keperluan 1,5 juta insiyur

26 Juli 2016 02:05 WIB
Indonesia hadapi tantangan keperluan 1,5 juta insiyur
Dokumentasi persiapan galangan kapal khusus kapal selam di kompleks PT PAL Surabaya, Jawa Timur. Tidak banyak negara yang menguasai teknik rekayasa, perancangan, dan pengembangan kapal selam. Di balik penguasaan teknologi militer itu, banyak teknologi yang dikandung yang bisa diterapkan pada bidang lain. (ANTARA FOTO/Moch Asim)
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menghadapi tantangan keperluan ketersediaan 1,5 orang insinyur untuk memenuhi keperluan pembangunan nasional juga menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh dunia pada 2030. Untuk bisa mencapai ke sana, kita sudah punya SDA berlimpah. Kini saatnya kita memenuhi keperluan SDM, terutama di bidang teknik," kata kata Rektor Universitas Sampoerna, Wahdi Yudhi, dalam keterangan pers yang diterima Antara, Jakarta, Senin

"Kalau kita punya mimpi menjadi negara besar, peningkatan jumlah ahli teknik harus dipenuhi," kata dia.

Persatuan Insinyur Indonesia mencatat saat ini Indonesia hanya memiliki sekitar 750.000 insinyur. 

Padahal dibutuhkan setidaknya 1,5 juta insinyur untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 7-10 persen per tahun.

Untuk menghadapi peningkatan proyek dan MEA, Yudhi mengatakan, Indonesia harus mampu mendorong penambahan tenaga kerja yang berasal dari dalam negeri sesuai dengan kebutuhan agar tidak didominasi tenaga kerja asing.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada April 2016 memandatkan 40 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, untuk membuka program profesi keinsinyuran.

Pewarta: Martha Simanjuntak
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016