Saat ditemui di Yogyakarta, Rabu, putra bungsu Jenderal Soedirman, Muhammad Teguh Soedirman, mengatakan bahwa ayahnya adalah anak kandung Raden Tjokrosunarjo dan bukan anak angkat seperti yang tertera dalam sejumlah buku dan artikel.
"Bapak itu anak kandung Pak Tjokro, bukan anak angkatnya. Di keluarga juga sudah berusaha memperbaiki kesalahan ini, tapi sampai sekarang masih saja terjadi kesalahan di buku-buku sejarah," katanya.
Dia menuturkan, keluarga pertama kali mengetahui kesalahan tersebut sekitar tahun 1975, ketika membaca buku pelajaran sekolah, dan tidak lama setelahnya keluarga besar, termasuk istri Jenderal Soedirman, Siti Alfiah, melayangkan protes terhadap penerbit buku dan pemerintah yang berkuasa pada masa itu.
"Tapi tanggapan mereka ya dingin, tidak ada upaya perbaikan atau pembetulan. Sampai sekarang pun banyak tulisan mengenai Bapak yang salah pada poin silsilah orangtuanya, masih ditulis bahwa Beliau anak kandung dari Karsid Kartawiradji yang lalu jadi anak angkat Pak Tjokrosunarjo," tutur Teguh.
Dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta Sardiman yang telah mempelajari riwayat Jenderal Soedirman membenarkan bahwa ada kesalahan dalam penulisan silsilah orangtua tokoh yang memimpin perjuangan melawan Belanda saat melancarkan Agresi Militer II tahun 1948.
Dalam sebuah seminar, Sardiman menjelaskan bahwa kehidupan semasa kecil Jenderal Soedirman disiplin.
"Padahal orangtuanya berada, tapi Pak Dirman tidak mau menikmati begitu saja pemberian orangtuanya. Misalnya untuk ambil air, Pak Dirman lebih suka menimba ke sumber mata air. Beliau bukan anak yang manja di keluarganya," ujarnya.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016