Hal itu terungkap dalam Studi Indonesia Talent Trends 2016 yang dikeluarkan oleh media sosial profesional, LinkedIn, yang menyebutkan bahwa informasi mengenai tunjangan dan kesejahteraan hanya menarik minat 53 persen kalangan profesional di Indonesia.
Sebanyak 59 persen kalangan profesional di Indonesia mengaku lebih tertarik mengetahui lebih lanjut informasi mengenai budaya dan nilai perusahaan bersangkutan.
Sedangkan di urutan ketiga, setelah nilai-nilai dan budaya perusahaan serta besaran tunjangan dan kesejahteraan, 51 persen kalangan profesional memperhatikan informasi mengenai lokasi kantor.
Informasi mengenai nilai-nilai dan budaya perusahaan rupanya juga menjadi preferensi prioritas bagi generasi millenial pencari kerja di Asia Tenggara, demikian kata Head of Talent Solutions Asia Tenggara LinkedIn Frank Koo.
"66 persen generasi millenial pencari kerja di Asia Tenggara menyebutkan nilai-nilai dan budaya perusahaan sebagai hal yang paling mereka pedulikan," kata Frank dalam diskusi di Jakarta, Selasa.
Pasalnya, Frank menambahkan, angkatan kerja generasi millenial memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk pernah mendengar tentang suatu perusahaan sebelum mereka melamar kerja di tempat tersebut, dibandingkan angkatan kerja generasi sebelumnya.
Data LinkedIn menyebutkan bahwa ketika mendapatkan informati lowongan pekerjaan sebanyak 24 persen angkatan kerja generasi millenial mengaku belum pernah mendengar ingormasi seputar perusahaan yang membuka lowongan tersebut, dibandingkan 18 persen dari generasi X dan 16 persen dari generasi baby boomers.
Sebagai informasi generasi millenial mengacu kepada angkatan kerja yang saat ini usianya berada di kisaran 18-34 tahun, generasi X usia 35-50 tahun dan baby boomers merujuk pada usia 51 tahun atau lebih.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016