Rusia tuduh Ukraina berupaya serang Krimea

11 Agustus 2016 13:10 WIB
Rusia tuduh Ukraina berupaya serang Krimea
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pernyataan di Moskow, Rusia, Senin (22/2). (REUTERS/Mikhail Klimentyev/Sputnik/Kremlin/cfo)
Moskow (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (10/8) mengecam Ukraina terkait dugaan upaya serangan ke wilayah sengketa Krimea, yang dibantah keras oleh Kiev.

"Ini kabar yang sangat mengkhawatirkan. Faktanya, dinas keamanan kami mencegah sebuah serangan ke wilayah itu oleh kelompok sabotase-pengintai dari Kementerian Pertahanan Ukraina," kata Putin kepada kantor berita Rusia.

Putin menuduh otoritas di Kiev "melakukan teror" dan berjanji tidak membiarkan kematian dua aparat Rusia dalam dugaan bentrokan itu begitu saja.

"Ada korban jatuh dari pihak Rusia - dua tentara tewas. Kami sudah pasti tidak akan membiarkan hal semacam itu lewat begitu saja," kata Putin seperti dikutip kantor berita AFP.

"Upaya untuk memprovokasi peningkatan kekerasan, memprovokasi konflik hanyalah upaya untuk mengalihkan perhatian publik."

"Ini permainan yang sangat berbahaya. Kami tentu akan melakukan segala upaya untuk memastikan keamanan infrastruktur, warga dan akan mengambil langkah tambahan guna memberikan keamanan."

Dinas keamanan Rusia menyebut mereka telah menggagalkan "serangan teroris" pada akhir pekan di Krimea oleh intelijen militer Ukraina dan menghalau serangan bersenjata.

Dinas Keamanan Federal Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu personelnya tewas dalam bentrokan bersenjata saat menangkap "teroris" pada malam antara 6-7 Agustus, sementara seorang tentara Rusia tewas dalam baku tembak dengan kelompok "sabotase-teroris" yang dikirim Kementerian Pertahanan Ukraina pada 8 Agustus.

Kepala Dewan Keamanan Nasional Ukraina Oleksandr Turchynov mengecam klaim Rusia "histeris dan palsu" dan menyebut Moskow berusaha menimbulkan ketakutan di Krimea.

Kementerian Pertahanan Ukraina membantah tuduhan itu, menyebutnya "tak lebih dari upaya untuk membenarkan pengerahan kembali dan tindakan agresi" pasukan Rusia ke wilayah itu.(mu)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016