Sukabumi (ANTARA News) - Tim pencari dan penyelamat (SAR) gabungan berhasil menyelamatkan 10 peziarah asal Bogor dan Bekasi yang sempat dinyatakan hilang di Pos 4 Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.Dari beberapa peziarah ada yang sakit karena kelelahan dan juga anak-anak."
"Ke-10 peziarah tersebut dalam kondisi selamat, namun kelelahan yang disebabkan perbekalan mereka habis," kata anggota Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Sukabumi, Aulia Solihanto, di Sukabumi, Minggu.
Pada Sabtu(13/8) sore ada sekitar 50 peziarah yang naik Gunung Salak, rombongan ini kemudian dibagi dua tim, yakni tim pertama 35 orang dan tim kedua 10 orang, sementara lima orang lainnya memilih untuk diam di tempat kegiatan utama (basecamp).
Tujuan mereka adalah Puncak Manik yang kerap dijadikan tempat berziarah oleh warga baik dari dalam maupun luar Sukabumi.
Tim pertama setelah sampai di Puncak Manik dan berziarah dapat kembali ke pos, namun karena minim penerangan tim kedua yang berjumlah 10 orang sempat dinyatakan hilang.
Setelah menerima laporan dari peziarah yang sudah turun ke base camp, tim Search and Rescue (SAR) langsung bergerak ke lokasi bersama tim penolong lainnya, dan ada informasi 10 penziarah tersebut terjebak di Pos 4 karena kehabisan bekal dan minim penerangan.
"Tim sudah menemukan seluruh peziarah yang sempat dinyatakan hilang. Dari beberapa peziarah ada yang sakit karena kelelahan dan juga anak-anak," ujarnya.
Aulia mengatakan beberapa peziarah saat turun gunung harus ditandu karena kondisinya sangat lemah.
Saat ini tim SAR gabungan masih berada di lokasi untuk memastikan tidak ada lagu yang hilang atau tertinggal.
Sementara itu, salah seorang anggota rombongan peziarah bernama Wahyu mengatakan rombongan tersebut masih satu keluarga besar.
Ia mengemukakan bahwa situasi dan kondisi mereka semakin panik setelah perbekalan habis dan minim penerangan.
"Kami mencoba menghubungi rombongan yang lain, tapi tidak bisa karena minimnya sinyal telepon," katanya menambahkan.
Pewarta: Aditya A. Rohman
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016