"Adapun daerah yang menjadi tujuan andon, ke perairan laut Cilacap, Gunung Kidul, Jawa Tengah dan lain-lain," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir kepada Antara di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, untuk legalitas nelayan tersebut, pihaknya sudah memberikan surat rekomendasi dan hingga kini masih banyak nelayan yang meminta surat rekomendasi agar bisa andon ke daerah lain.
Hingga awal Agustus, jumlah kapal yang berangkat sekitar 300 unit, yang setiap kapalnya diisi oleh tiga hingga empat anak buah kapal (ABK). Mereka mencari ikan di wilayah perairan laut lain, karena hasil tangkapan ikan di Sukabumi minim.
Bahkan, hampir 70 persen nelayan Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap memilih andon sebab tidak bisa mengandalkan hasil tangkapan ikan di laut Sukabumi dan jika dipaksakan mereka khawatir merugi.
"Cuaca yang tidak menentu dan gelombang tinggi menjadi kendala nelayan Sukabumi ditambah produksi ikan laut yang minim, sehingga banyak nelayan yang memilih mencari ikan di daerah lain atau alih profesi," tambahnya.
Abdul pesimis target tangkapan ikan laut pada tahun ini bisa tercapai, karena hingga Juli, produksinya baru mencapai 2.600 ton dari target 13 ribu ton. Namun, untuk kebutuhan pasar lokal masih terpenuhi yang juga terbantu ikan kiriman dari daerah lain seperti Jakarta dan Cirebon.
Tetapi, pihaknya optimis setelah musim paceklik berlalu dan gelombang kembali normal maka ikan laut akan melimpah, apalagi Sukabumi merupakan penghasil tuna yang memiliki kualitas untuk ekspor.
"Ikan laut andalan dari Sukabumi seperti tuna, tongkol, kakap merah, cumi-cumi, layur dan lain-lain," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016