"Dengan pameran ini masyarakat tidak sekadar tahu alutsista TNI, tetapi yang paling penting adalah bagaimana masyarakat merasa TNI bagian dari masyarakat itu sendiri," kata Sultan dalam pembukaan pameran alutsista TNI bertajuk "Independence Day Military Expo 2016" di Yogyakarta, Senin malam.
Selain mengenalkan alutsista dan mendekatkan TNI dengan masyarakat, Sultan berharap pameran yang memajang lebih dari 200 alutsista itu mampu memacu TNI masuk 10 besar kekuatan militer dunia dalam arti semakin mampu menjaga seluruh wilayah Republik Indonesia dan menjamin keamanan warga negaranya.
"Bagi negara yang berdaulat kekuatan militer adalah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi dan dipriorotaskan dalam pembangunan," katanya.
Sultan mengatakan peringkat TNI versi survei terbaru Global Fire Power (GFP) turun dari posisi 12 pada 2015 menjadi ke-14 pada 2016 dari 126 negara yang disurvei. TNI berada di bawah Pakistan, Mesir, Korea Selatan, Italia, Jerman, Turki, Jepang, Inggris, Prancis, India, Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat di peringkat pertama.
Sementara jika dipersempit di Zona Asia, TNI berada di peringkat ke-8. Sedangkan di Asia Tenggara TNI berada di atas militer negara tetangga berturut-turut seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Laos.
"Berada di peringkat 14 dunia, bukan berarti Indonesia hanya terpaku di situ saja, tetapi kekuatan TNI terus ditingkatkan dengan beberapa pembaruan seperti alutsista," kata dia.
Selain untuk merayakan HUT Ke-71 Kemerdekaan RI, pameran alutsista itu bertujuan mengedukasi masyarakat Yogyakarta mengenai peralatan tempur yang dimiliki TNI.
Lebih dari 200 alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI AD, TNI AU, dan TNI AL dapat dilihat langsung oleh masyarakat. Selain alutsista TNI, beberapa peralatan milik Polri dan BPBD juga ikut dipajang.
Sejumlah alutsista yang dipamerkan di antaranya Meriam 57 S GO, Astros II MK 6, Panser jenis Panhard 2, Defender MRCV 110, serta Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) dan Artileri Medan (Armed).
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016