Siaran pers Kementerian PUPR di Jakarta, Kamis, menyebutkan agenda itu akan ditandai dengan pemancangan tiang fondasi jembatan yang rencananya dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Taufik Widjoyono mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Konstruksi Jembatan Teluk Kendari merupakan Jembatan cable stayed. Total panjang jembatan utama adalah 474 m dengan bentang utama sepanjang 200 m, lebih panjang dari Jembatan Merah Putih di Ambon dan Jembatan Soekarno di Manado.
Jembatan pendekat pada sisi Kota Lama dan Poasia akan dibangun jembatan pendekat berupa gelagar pratekan dengan total panjang berkisar 300 m.
Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk mendukung jaringan jalan nasional dengan menghubungkan lingkar kendari pada link Kota Lama dan Poasia.
Dengan terhubungnya jalan lingkar ini diharapkan pembangunan di Kota Kendari semakin meningkat.
Selain itu Jembatan Teluk Kendari juga direncanakan mendukung pengembangan pelabuhan Bungkutoko dan Kendari Newport yang ke depan akan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan keluar Kota Kendari maupun provinsi Sulawesi Tenggara dan menjadi penggerak perekonomian wilayah.
Kontrak Jembatan Teluk Kendari sendiri telah ditanda-tangani pada 29 November 2015 melalui proses lelang dan seleksi yang ketat, penyedia jasa terpilih pada pekerjaan ini adalah dua BUMN terbesar di Indonesia yaitu PT. PP dan PT. NK.
Nilai kontrak jembatan ini sebesar Rp729 miliar dengan pembiayaan APBN murni melalui skema kontrak tahun jamak dengan waktu pelaksanaan 1095 hari kalender dan waktu pemeliharaan 1095 hari kalender.
Pada 2016, telah dialokasikan dana APBN sebesar Rp225 miliar yang pada perjalanannya dioptimasi menjadi Rp145 miliar.
Dana tersebut akan difokuskan pada penyelesaian pondasi seluruh jembatan. Pada 2017, pekerjaan akan fokus pada pilar utama dan pada 2018 akan dikerjakan lantai jembatan utama dan jembatan pendekat.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016