• Beranda
  • Berita
  • Ermy Kullit bawa penonton Jazz Gunung Bromo bernostalgia

Ermy Kullit bawa penonton Jazz Gunung Bromo bernostalgia

20 Agustus 2016 01:22 WIB
Ermy Kullit bawa penonton Jazz Gunung Bromo bernostalgia
Ermy Kulit memamerkan cakram digital albumnya yang berjudul "Timeless Hits-E" di Malang, Jawa Timur, akhir tahun lalu". (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Ini bukan sekadar nostalgia."

Probolinggo (ANTARA News) - Penyanyi senior Ermy Kullit mampu membawa penonton untuk bernostalgia dengan lagu-lagu lawasnya di pentas Festival Jazz Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat malam (19/8).

"Saya tidak menyangka, ternyata tidak hanya generasi saya yang hafal lagu-lagu saya. Ini bukan sekadar nostalgia," kata Ermy sesaat setelah menyanyikan lagu berjudul "Pasrah".

Walau usianya yang tidak muda lagi, namun kualitas suaranya tidak demikian, masih berkarakter khas masa keemasannya pada era 1980-an.

Lagu "Pasrah" menjadi pembuka penampilannya di Festival Jazz Gunung Bromo 2016, dilanjutkan dengan lagu kedua, "Tergoda".

Memasuki lagu ketiga, Ermy mengajak penonton untuk lebih mengenang romantika 1990-an dengan membawakan lagu "Masih Ada". Tidak disangka-sangka, hampir seluruh penonton dari berbagai generasi tersebut turut mengikuti lirik yang dilantunkan penyanyi bersapaan akrab Bunda Ermy itu.

Di sela-sela pementasan, Ermy pun sempat menceritakan bagaimana lagu-lagu populernya tersebut tercipta dan diolah bersama musisi-musisi senior, salah satunya dengan Ireng Maulana, yang kini almarhum.

Penampilan Ermy akhirnya ditutup dengan lagu andalannya, "Kasih". Ada seorang penonton terjatuh di panggung saat ingin memberikan bunga kepada Ermy Kulit.

Selanjutnya, pentas Jazz Gunung Bromo pada hari pertama ditutup dengan penampilan band asal Yogyakarta, Shaggydog.

Penampilan tersebut membuat penonton beranjak dari tempat duduknya dan berdansa mengikuti irama dari lagu-lagu Shaggydog yang lebih beraliran ska.

Jazz Gunung Bromo merupakan festival tahunan yang digagas Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto. Acara ini bentuk apresiasi terhadap musik jazz.

Animo masyarakat Indonesia untuk menyaksikan pertunjukkan ini cukup besar, terbukti dengan jumlah pesanan kamar yang meningkat drastis di kawasan Tengger pada saat jadwal pertunjukkan.

Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mencatat pemesanan kamar hotel di kawasan Tengger sudah mencapai 50 persen untuk hari pertama (H) pertunjukkan, sementara separuhnya sudah dipesan untuk penonton jazz gunung hari berikutnya.

Jazz Gunung kali ini bertemakan "Pesta Merdeka di Puncak Jazz Raya", yang bertepatan dengan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia, dan acara akan dikemas dengan balutan semangat merah putih di pegunungan.

Selama dua hari penikmat musik akan disuguhi penampilan dari musisi ternama dari dalam dan luar negeri, diantaranya Dwiki Dharmawan Jazz Connection, Ermy Kullit, Ian Scionti Trio, Shaggy Dog, The Groove, Ring of Fire featuring Bonita dan Ricad Hutapea, Penny Candarini, Samba Sunda dan Nial Djuliarso trio yang turut menampilkan (featuring) Arief Setiadi.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016