"Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata yang menarik dan perlu dikembangkan, apalagi sudah terbentuk Peraturan Presiden Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba awal Juni lalu," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada pers di Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan terkait penyelenggaraan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) tanggal 20-21 Agustus 2016 yang akan dibuka dan dihadiri Presiden Joko Widodo.
Menteri Arief mengatakan, badan itu bertugas mempercepat proses pembangunan Danau Toba yang masuk dalam 10 destinasi prioritas nasional.
Dia mengatakan dengan adanya badan otoritas tersebut ditambah dengan makin banyaknya rute penerbangan langsung menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu, serta Bandar Udara Silangit dan Bandar Udara Sibisa maka jumlah wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke kawasan itu akan bertambah.
Selain memiliki bandara itu, katanya, sejumlah akses jalan tol juga akan dibangun dalam upaya mempermudah wisatawan berkunjung ke Danau Toba, yaitu membangun jalur tol dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi, menuju Siantar, dan Parapat.
Terkait kegiatan KKPDT, Menpar Arief mengatakanmerupakan keinginan Presiden Joko Widodo bahwa perayaan Kemerdekaan RI tidak hanya terpusat di Jakarta saja. Tahun lalu kegiatan serupa diadakan di Pontianak, Kalimantan Barat.
KKPDT, menurut menteri, merupakan wujud komitmen Presiden untuk memperluas rangkaian perayaan Kemerdekaan, agar atmosfer 17 Agustus juga terasa hingga luar Pulau Jawa.
Ketua Panitia KKPDT Premita Fifi mengatakan, karnaval dimulai di panggung apung di Parapat dan akan berakhir dengan karnaval dan panggung rakyat di Balige.
Panggung apung yang berisi pertunjukan seni diadakan di Pantai Bebas Toba Parapat dan yang akan diisi musisi Slank berkolaborasi dengan Edo Kodologit, Dewa Budjana dan Tohpati, juga Oppie Andaresta, JFlow, dan Sammy Simorangkir.
"Konsep panggung terapung di atas Danau Toba merupakan yang pertama digelar di Toba. Belum pernah ada kegiatan serupa di Toba," katanya.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016