Ahmad Kanedi, di Bengkulu, Minggu, mengatakan pemugaran tersebut dibutuhkan mengingat hampir semua kayu bangunan rumah lapuk sudah dimakan usia.
"Saya juga akan mengusulkan pemugaran ini ke Dirjen Purbakala, draf usulan hampir rampung," kata dia.
Fatmawati kata Kanedi, juga merupakan salah satu tokoh sejarah Indonesia, dan sudah seharusnya peninggalan dari istri Presiden Soekarno itu dirawat agar menjadi pengingat sejarah bagi generasi muda.
"Sangat disayangkan kalau satu-satunya tempat bersejarah ini akhirnya hilang keberadaannya akibat rusak dan mulai hancur," kata dia.
Di rumah itu, pengunjung bisa melihat sejarah dari usia belia Fatmawati, bagaimana kehidupan kesehariannya, dan bahkan di sana pula menurut Kanedi, bangsa ini bisa melihat seperti apa sejarah penjahitan bendera Merah Putih yang pertama.
"Apa harus kita biarkan berapa lama lagi tanpa pemugaran, sementara kayu-kayu rumah ini bisa kita lihat sudah mulai hancur. Kita perlu kayu yang kokoh sehingga rumah itu kuat dan mampu menerima kunjungan dari rakyat Indonesia dan wisatawan lebih banyak lagi," katanya.
Dia juga mengimbau pemerintah provinsi dan Kota Bengkulu turut proaktif melestarikan salah satu situs penting sejarah Indonesia yang berada di Bengkulu itu.
Ada beberapa situs sejarah penting di Bengkulu, seperti rumah Fatmawati, rumah pengasingan Presiden Soekarno, dan Benteng Marlborough.
"Warisan ini harus kita jaga agar nantinya bisa dinikmati oleh anak cucu kita, bukan punah dan hanya tinggal cerita saja," ujarnya.
Pewarta: Boyke LW
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016