Gamelan dan orkestra akan mengiringi pemutaran film bisu bertema pesugihan tersebut di hadapan para penonton.
Sebelum dipertontonkan di Australia, "Setan Jawa" akan diputar di Gedung Teater Jakarta , Cikini, pada 3-4 September 2016. Dan khusus di Jakarta, hanya alunan gamelan yang akan mengiringi pemutaran film itu.
"Tahun ini genap 35 tahun saya berkarya. Saya ingin membuat karya terobosan dan mengajak anak muda membuat terobosan baru di dunia film," kata Garin dalam konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin.
Seni sastra, tari, musik dan visual melebur dalam film bisu yang terinspirasi era 1920-an dan 1930-an itu. Sebanyak 20 pengrawit andal memainkan orkestra gamelan yang mengiringi pemutaran "Setan Jawa."
Garin berkolaborasi dengan musisi Rahayu Supanggah, yang sebelumnya bekerja sama dengan dia dalam proyek "Opera Jawa".
Cinta dan Tragedi
"Setan Jawa" berkisah tentang cinta dan tragedi kemanusiaan dengan latar waktu awal abad ke-20.
Ceritanya, pemuda desa miskin Setio (Heru Purwanto) jatuh cinta pada Asih (Asmara Abigail), putri bangsawan Jawa. Namun lamarannya ditolak lantaran ia tidak berharta.
Setio kemudian meminta bantuan kepada iblis lewat "Pesugihan Kandang Bubrah" agar bisa cepat kaya sehingga bisa melamar Asih.
Mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia di rumah Jawa yang megah.
Saat mengetahui suaminya terlibat pesugihan, Asih menemui Setan Jawa (Luluk Ari) untuk meminta pengampunan agar sang kekasih tidak menjadi tiang penyangga rumah saat ajalnya tiba.
Namun setan itu kemudian jatuh cinta pada Asih. Setan berjanji mengampuni Setio asalkan Asih mau merelakan tubuhnya untuk dia.
Garin mengaku mengangkat tema pesugihan karena belum banyak film mistik yang menawarkan cerita sejenis itu.
"Dalam tema itu ada magic realism, saya ambil seninya," kata Garin.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016