3.000 guru siap bertugas di pelosok Indonesia

25 Agustus 2016 11:52 WIB
3.000 guru siap bertugas di pelosok Indonesia
Dokumentasi personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-PNG Markas Besar TNI dari Batalion Infantri 142/KJ, Prajurit Satu R Sihite, saat mengajar saat sesi luar ruang kelas di SD YPPK St FX Yanggandur, Distrik Sota, Merauke, Papua, Selasa (22/9). Sihite dan kolega-koleganya turut mengajar anak-anak di sana karena jumlah guru sangat minim. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

... merupakan program pemerintah untuk membangun Indonesia dari tepi atau kawasan yang belum mendapatkan pemerataan pendidikan...

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan siap menerjunkan sekitar 3.000 guru di pelosok Indonesia, yang disebut sebagai kawasan Indonesia terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Nama program pengerahan guru di pelosok Indonesia itu adalah Program Sarjana Mendidik di Daerah 3T.

"SM-3T merupakan program pemerintah untuk membangun Indonesia dari tepi atau kawasan yang belum mendapatkan pemerataan pendidikan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, di Jakarta, Kamis. 

Dia menghadiri rapat koordinasi penetapan penempatan calon peserta Program SM-3T.

Dia mengatakan, terdapat kawasan di Indonesa yang sangat makmur secara pendidikan tetapi ada juga yang minim, terutama di pelosok Indonesia. Inilah yang dicoba dipersempit jurang kemakmuran pendidikannya.

Effendy mengatakan, terdapat fenomena bahwa fasilitas pendidikan Indonesia diminati warga negara tetangga. Misalnya fasilitas pendidikan di Kupang yang berbatasan dengan negara Timor Timur, atau di Papua yang dekat Papua Nugini.

Perbatasan-perbatasan negara, kata dia, harus dikelola sebaik mungkin dan salah satunya melalui pendidikan, yang bisa menekan kesenjangan pendidikan dan juga meningkatkan kewibawaan Indonesia di perbatasan.

Peserta SM-3T akan ditempatkan di 56 kabupaten di pelosok Indonesia. Calon guru yang telah terpilih akan ditempatkan di daerah 3T selama satu tahun, yang akan diberangkatkan serentak pada 31 Agustus.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016