"Akhir tahun ini targetnya 5 juta nasabah, kalau sudah banyak nanti diujicobakan produk kredit lebih kecil dari jumlah kredit mikro," kata Kepala Pengembangan Produk BTPN Wow!, Achmad Nusjirwan Sugondo, di Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu malam.
Pemberian kredit tersebut bersifat selektif dilihat dari kebiasaan dan keaktifan nasabah BTPN Wow! melalui profilnya masing-masing.
Sementara itu, strategi yang diambil BTPN untuk meningkatkan nasabah BTPN Wow! salah satunya adalah dengan mengakuisisi agen Laku Pandai.
"BTPN butuh mesin untuk mengejar target akuisisi, seperti akuisisi bersama dengan perusahaan telekomunikasi, nasabah BTPN Syariah, dan bantuan sosial kepada masyarakat," ucap Nusjirwan.
Hingga akhir Juni 2016, terdapat sekitar 35 ribu agen dan 700 ribu nasabah BTPN Wow!.
Nusjirwan mengungkapkan pihaknya menargetkan mampu mengakuisisi agen sebanyak-banyaknya tahun ini.
"Walaupun sebenarnya jumlah agen tidak linear dengan jumlah nasabah. BTPN justru akan fokus pada edukasi dan sosialisasi intens kepada masyarakat mengenai manfaat produk layanan ini karena semakin banyak orang tahu, maka mereka juga akan semakin gencar mencari agen," kata dia.
Persebaran agen dan nasabah program Laku Pandai tersebut masih terfokus di Jawa dan Sumatera, ditambah sebagian Bali dan Lombok. Produk BTPN Wow! akan terus dikembangkan dengan membangun fitur-fitur teknologi baru.
Tahun lalu, BTPN Wow! fokus menggarap pasar di Jawa dan sebagian Sumatera dengan alasan di dua pulau tersebut jumlah masyarakat yang belum bersentuhan dengan perbankan masih tinggi.
Kemudian, Nursjirwan juga mengatakan terdapat 120 juta masyarakat pengguna telepon genggam yang belum memperoleh akses perbankan. Dengan regulasi Laku Pandai, kebutuhan masyarakat akan akses perbankan kapan saja melalui telepon genggam menjadi terpenuhi.
Laku Pandai adalah program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
OJK memperkirakan saat ini terdapat 1,3 juta nasabah layanan laku pandai dan 150.000 agen yang tersebar di 370 kabupaten/kota. Laku Pandai masih berpusat di Jawa dengan penetrasi sekitar 61 persen, kemudian di Sumatera 23 persen, dan 16 persen sisanya di Kawasan Timur Indonesia.
Program tersebut bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Selain itu, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antarwilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota.
Laku Pandai diperlukan guna mewujudkan komitmen OJK, industri perbankan, dan industri jasa keuangan lainnya dalam mendukung terwujudnya keuangan inklusif.
Produk-produk yang disediakan dalam program ini adalah tabungan dengan karakteristik basic saving account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya seperti asuransi mikro.
Salah satu manfaat keikutsertaan masyarakat dalam Laku Pandai adalah nasabah dapat melakukan transaksi perbankan tanpa harus ke lokasi kantor bank, melainkan cukup mengunjungi lokasi agen Laku Pandai yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016