Hasil analisis BMKG yang diterima Antara di Kupang,l Minggu malam menyebutkan, gempa bumi berpusat pada 9,34 LS dan 119,48 BT, tepatnya di laut Selat Sumba pada jarak 97 km arah barat laut Kota Waingapu di kedalaman 93 km.
Hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan cukup kuat yang dirasakan di wilayah Pulau Sumba Barat seperti Waingapu, Palamedo, Karendi, Waikelo, Genggalo, Bondokodi, Lokolaka, Waikabubak, Matolang, Tanahkedungku, Lewapaku, dan Makamenggit, pada skala intensitas II SIG BMKG (III-IV MMI).
Banyak warga Sumba Barat terkejut akibat guncangan gempa bumi ini, bahkan beberapa diantaranya berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Namun demikian, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi. Guncangan gempa bumi ini juga dilaporkan dirasakan hingga Bima, Pulau Komodo, dan Flores Barat.
Gempa bumi Pulau Sumba yang terjadi ini merupakan jenis gempa bumi menengah yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng.
Dalam hal ini, Lempeng Indo-Australia menyusup ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju16 mm/tahun, tepatnya di zona Benioff di bawah Pulau Sumba terjadi dislokasi batuan kerak bumi yang selanjutnya dimanifestasikan sebagai gempabumi.
Karena hiposenter gempa bumi ini berada di kedalaman menengah maka wajar jika guncangan dirasakan hingga daerah Bima dan Flores Barat.
Hasil analisis mekanime sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini menimbulkan penyesaran oblique turun, yaitu kombinasi antara penyesaran mendatar dan turun. Ini sesuai dengan kondisi slab lempeng di kedalaman menengah yang sudah mendapat pengaruh gaya tarikan ke bawah, sehingga ada unsur patahan dengan pergerakan turun.
Hasil monitoring BMKG hingga saat ini belum terjadi gempa bumi susulan. Untuk itu masyarakat pesisir pantai utara Pulau Sumba, pantai selatan Sumbawa, Pulau Komodo, dan Pantai Flores Barat dihimbau agar tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016