Thabet pada Ahad (28/8) mengatakan dalam konferensi pers di Gaza bahwa "berlanjutnya larangan Israel bagi masuknya buku-buku sekolah tingkat dasar berpengaruh negatif terhadap proses pendidikan", menandaskan bahwa kementerian berusaha mengatasi kesulitan untuk menjamin kebutuhan sekolah dan menutup kekurangan guru.
Hampir dua juta pelajar memasuki hari pertama tahun ajaran baru di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza pada Ahad.
Perdana Menteri Palestina Rami Al-Hamdallah mengunjungi satu sekolah umum di Tepi Barat pada Ahad dan mengatakan, "Tahun ajaran baru dimulai sementara pendudukan Israel berlanjut atas tanah kami, memperluas permukimannya dan mengizinkan tentaranya serta pemukim melakukan kejahatan terhadap anak-anak dan pemuda kami."
"Sektor pendidikan telah kehilangan 40 guru, pegawai dan pelajar selama tahun lalu, sementara ratusan lainnya cedera."
"Warga Palestina berhak memperoleh buat pendidikan yang stabil, aman dan maju untuk memulai tahun ajaran baru yang akan menjadi tempat murid-murid Palestina membentuk tekad hidup, harapan, dan keteguhan hati di tanah air mereka," kata Perdana Menteri sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016