Angka ini terbilang kecil, mengingat program Kurban Digital baru diluncurkan pada Hari Raya Idul Fitri 1437 H untuk memudahkan para pengkurban.
"Saat ini kami targetkan 3.000 hewan kurban, yang artinya dapat memberdayakan 600 keluarga peternak. Tapi saya harap angkanya di atas 3.000," kata Direktur Amil Zakat Nasional Baznas M. Arifin Purwakananta saat ditemui di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan hasil kurban akan didistribusikan ke daerah-daerah terpencil dan yang jarang mendapat hewan kurban.
Baznas bekerja sama dengan Baznas daerah yang ada di 33 provinsi dan 520 kota untuk menyelaraskan pendistribusian sampai ke pelosok Tanah Air.
"Di Indonesia masih banyak warga yang tidak mendapatkan hewan kurban, bahkan ada daerah yang tidak pernah makan daging kurban," kata dia.
Menurut dia Kurban Digital ini mendapat sambutan dari WNI yang berada di luar negeri, sehingga mereka dapat mengikuti kurban dan hasilnya didistribusikan di negeri sendiri,
Arifin mengatakan hewan kurban yang disembelih adalah kambing hasil budidaya peternak setempat.
Berat kambing 25kg dihargai Rp2,5 juta rupiah.
"Harga tersebut sudah termasuk biaya penyediaan hewan, pemotongan, distribusi dan dokumentasi," kata dia.
Laporannya akan langsung diberikan kepada pengkurban via pesan singkat atau juga email.
"Pengkurban akan menerima laporan pemotongan dan distribusi kurban berupa foto hewan kurban sebelum dipotong dan setelah dipotong serta kegiatan kurban," kata dia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016