Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Alam Hayati LIPI Enny Sudarmonowati mengatakan, hadirnya museum tersebut mencerminkan alam Indonesia, interaksi antara manusia dari masa ke masa, menginformasikan keberadaan binatang dan tanaman yang dipelihara dan didomestikasikan.
"Melalui museum ini, kita akan sampaikan kepada masyarakat luas dan juga dunia, bahwa Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam tumbuhan, tetapi juga hewan, bahkan mikroorganisme," katanya.
Ia mengatakan, secara total pengembangan Museum Etnobotani menjadi Museum Nusantara Sejarah Alam Indonesia akan selesai pada 2019. Secara bertahap LIPI melakukan penataan setiap ruangan dan lima lantai gedung museum.
Menurutnya, setiap lantai bangunan gedung museum akan dieksplorasi berupa keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang layak menempati koleksi museum. Museum selain berisikan tentang etnobotani, pemanfaatan tumbuhan tropis Indonesia, juga tentang kehidupan modern sampai rekayasa genetika.
"Museum ini akan menjadi medium pendidikan dan penelitian, sesuai misi LIPI untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.
Selain itu, karena museum tersebut merupakan Museum Nasional Sejarah Alam satu-satunya di Indonesia akan bekerjasama dengan museum sejarah alam yang ada di negara-negara lainnya.
"Adanya kerjasama ini, akan memudahkan kita melakukan penukaran spesimen untuk ditampilkan di dalam museum," katanya.
Museum Nusantara Sejarah Alam Indonesia, lanjutnya menampilkan 1.840 koleksi tanaman, ditambah dengan koleksi hewan yang berasal dari Museum Zoologi yang dikenal sebagai museum terbesar 10 dunia dengan jumlah koleksinya.
"Tinggal bagaimana mengubah pola pikir masyarakat untuk menjadikan museum sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi, seperti di negara-negara luar yang sudah menyukai museum di wilayah," katanya.
Upaya untuk mendorong minat masyarakat ke museum akan dilakukan dengan memberikan edukasi kepada sekolah-sekolah, dan terbitnya kurikulum museum, sehingga bisa dilakukan aktivitas menarik di museum.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto sangat antusias melihat koleksi yang ada di Museum Nusantara Sejarah Alam Indonesia. Salah satu sudut menampilkan perkembangan Kota Bogor dari masa ke masa. Juga ada tampilan peta Bogor yang dibuat pada tahun 1901.
Menurutnya, museum tersebut akan mengingatkan sekaligus menggambarkan kembali tentang Bogor sebagai kota pusaka. Ia bahkan sudah membayangkan ke depan tujuan favorit wisatawan ke Kota Bogor tidak hanya kuliner dan Kebun Raya Bogor (KRB) saja tetapi juga mengunjungi museum yang memang sangat menarik dan nyaman.
"Saya ingin generasi muda mempunyai hasrat dan passion-nya untuk menghabiskan waktunya di museum," kata Bima.
Salah satu pengunjung Museum Nusantara Sejarah Alam Indonesia, Azizia Oktaviana (22) mengaku sangat tertarik dengan tampilan yang ada di museum tersebut, selain menampilkan foto, juga ada benda-benda yang berkaitan dengan sejarah alam Indonesia.
"Saya pernah ke Museum Pagaruyung di Sumatera Barat, hanya ada foto-foto saja membosankan. Kalau museum ini tidak, kita bisa melihat banyak hal, tidak hanya foto, tetapi ada alat-alat, dan lengkap," katanya.
Menurut Azizia, perlu ada peta atau keterangan petunjuk arah untuk mengeksplor seluruh ruangan di gedung museum tersebut, sehingga pengunjung tidak kebingungan dan mau melihat kemana saja.
"Cuma agak bingung tidak ada petunjuk arah, kemana lagi kita bisa melihat dan mengeksplor museum ini," kata dara yang berasal dari Riau ini.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016