Prosesi pengukuhan profesor riset diikuti majelis profesor LIPI dan Kepala Badan Litbang dan Inovasi Henry Bastaman. Ditandai dengan penyampaian pidato pengukuhan profesor riset.
Dua profesor riset Badan Litbang dan Inovasi tersebut yakni Dr Erdy Santoso, MS dan Dr.Ir Budi Leksono, MP.
Dalam pengukuhannya, Dr Erdy Santoso menyampaikan pidato tentang "Pengembangan Teknik Budidaya dan Peningkatan Kualitas Gaharu Berbasis Mikoriza dan Fusarium".
Ia menyampaikan, teknik budidaya tanaman inang menggunakan mikoriza telah berhasil mengubah lahan kritis menjadi lahan yang produktif.
"Pengembangan teknologi inokulasi berhasil meningkatkan produksi gaharu," katanya.
Ia mengatkan, penanaman gaharu di 20 provinsi meningkat, dengan jumlah tanaman sekitar 3,25 juta pohon dan masyarakat di beberapa daerah sudah memanen hasil gaharu hasil inokulan dari Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi.
Ia menjelaskan, jenis-jenis Aquilaria dan Gyrinops merupakan pohon inang gaharu potensial banyak tersebar di Indonesa. Penggunaan fungsi mikoriza Entherospora dan Glomus sp. meningkatkan tinggi dan diameter pohon inang gaharu.
"Teknologi produksi gaharu adalah teknologi tepat guna karena semua bagian pohon inang gaharu dapat dimanfaatkan," katanya.
Ia menambahkan, pemanfaatan gaharu dapat untuk membuat teh gaharu, kayu menghasilkan gaharu dan minyak.
"Keberhasilan pengembangan gaharu akan mempertahankan Indonesia sebagai penghasil dan pengekspor produk gaharu terbesar di dunia, dan mampu menyerap tenaga kerja," katanya.
Pidato pengukuhan berikutnyaa disampaikan Dr Ir Budi Leksono, MP dengan judul "Seleksi Berulang Pada Spesies Tanaman Hutan Tropis Untuk Kemandirian Benih Unggul".
Ia mengatakan, seleksi berulang dengan menggunakan kebun benih semai hasil konversi uji keturunn berhasil memproduksi benih unggul yang telah terbukti menghasilkan perolehan genetik tinggi.
Dijelaskannya, strategi pemuliaan dengan metode seleksi berulang yang diaplikasikan pada spesies tanaman hutan tropis, selain mempunyai mutu genetik tinggi yang mudah, cepat dan relatif murah dalam pengadaan bibit unggul untuk memenuhi kebutuhan pembangunan hutan tanaman di Indonesia.
"Kemandirian benih unggul untuk pembanngunan hutan tanaman terwujud dengan mensinergikan seluruh potensi dan fasilitas yang dimiliki pemerintah maupun swasta pada sektor kehutanan secara optimal untuk membangun sistem pembenihan tanaman hutan secara nasional," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016