Lochte, peraih medali emas 4x200 meter estafet bebas putra di Olimpiade 2016, juga akan kehilangan hak atas hadiah bonus peraih medali, dana bulanan dari USOC dan USA Swimming, serta tidak mendapat akses ke pusat pelatihan USOC.
Ia juga akan melewatkan kejuaraan nasional tahun depan dan karenanya tidak akan memenuhi syarat untuk mengikuti kejuaraan dunia bulan Juli tahun depan. Selain itu dia harus menjalankan tugas sosial selama 20 jam dan akan melewatkan kunjungan tim Olimpiade AS ke Gedung Putih.
Locte (32) mengaku terlalu melebih-lebihkan cerita bahwa ia telah dirampok dan ditodong senjata api setelah pulang dari sebuah pesta saat berada di Rio de Janeiro.
Gunnar Bentz, Jack Conger, dan James Feigen, rekan Lochte dalam tim AS yang terlibat dalam peristiwa itu juga mendapat sanksi karena melanggar kode etik USOC.
Bentz, Conger dan Feigen diskors mengikuti lomba renang domestik dan kompetisi internasional tim Amerika Serikat selama empat bulan dan tidak akan mendapat dana bulanan dari USA Swimming atau USOC selama periode itu.
Mereka juga tidak akan bisa mengakses fasilitas latihan dan tidak akan ikut dalam kunjungan Tim AS ke Gedung Putih.
"Seperti yang kami katakan sebelumnya, kelakukan mereka tidak bisa diterima. Ini fitnah tidak adil kepada tuan rumah dan mengalihkan perhatian dari pencapaian bersejarah Tim AS," kata Ketua USOC Scott Blackmund.
"Masing-masing atlit sudah menerima tanggung jawab atas tindakannya dan mendapat sanksi yang sesuai," katanya.
Badan renang dunia FINA menyatakan puas dengan keputusan USOC dan tidak akan mengenakan sanksi tambahan.
"FINA menganggap penerapan sanksi sudah proporsional, cukup dan memadai" menurut organisasi itu.
"FINA tidak akan mengenakan sanksi tambahan dan akan menerapkan yang sudah dikenakan kepada para penerang itu di sejua kegiatan FINA."
Pengacara Lochte, Jeff Ostrow, dalam satu pernyataan mengatakan "Kami menerima keputusan itu dan yakin bahwa ini yang terbaik bagi siapa pun untuk maju. Ryan bersyukur menjadi anggota tim Olimpiade AS dan tim renang AS.
"Ia mengakui kesalahan penilaiannya, dan akan tetap berlatih, melakukan kerja sosial bagi anak-anak, dan melanjutkan karir renangnya tahun depan dengan sasaran mewakili negaranya di Olimpiade Tokyo 2020," katanya.
Sebelumnya Otoritas Brasil mengatakan bahwa grup perenang AS itu merusak toilet umum dan kencing di depan umum, dan merekomendasikan Lochte ditindak karena membuat laporan kejahatan palsu, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters. (Uu.T004)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016