Sementara, perekonomian yang memburuk memicu aksi protes terhadap pemerintahan Presiden Robert Mugabe.
Saat mempresentasikan anggaran jangka menengah di hadapan parlemen, Menteri Keuangan Patrick Chinamasa merevisi tingkat pertumbuhan dari proyeksi 2,7 persen menjadi 1,2 persen.
Ia menyebut penurunan tersebut akibat kekeringan yang masih berlangsung, kelangkaan investasi dan krisis uang tunai yang berlangsung lama.
"Perekonomian sedang menghadapi gejolak besar, dan tantangan utama sedang mendera aktivitas ekonomi dan bisnis selama semester pertama tahun ini dibandingkan dengan yang diantisipasi dalam anggaran nasional 2016," ujar Chinamasa.
"Perkiraan tersebut, yang didasarkan pada status quo, menunjuk pada situasi di mana proyeksi pendapatan tidak memenuhi biaya tenaga kerja, tidak menyisakan anggaran untuk belanja operasional dan pemeliharaan serta beberapa proyek besar."
Dia mengatakan bahwa defisit anggaran diperkirakan akan melebihi satu miliar dolar Amerika pada akhir tahun jika tren saat ini terus berlanjut.
Krisis perekonomian Zimbabwe kian memburuk pada tahun ini, demikian dikutip dari laporan AFP. (kn)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016