Tiga hektare lahan di Kota Pekanbaru terbakar

10 September 2016 22:17 WIB
Tiga hektare lahan di Kota Pekanbaru terbakar
Dokumentasi: Pesawat Geothermal jenis Cessna 206H Stationair Sinar Mas Forestry (SMF) wilayah Riau melakukan pemetaan dan monitoring daerah rawan kebakaran lahan dan hutan di Riau, Minggu (3/4/16). Pesawat Geothermal yang dapat mendeteksi dini titik api ini diharapkan dapat membantu Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan Provinsi Riau dalam menangani kebakaran. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman) ()
Pekanbaru (ANTARA News) - Tiga hektare lahan di pinggiran Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Sabtu sore sekitar pukul 17.00 WIB terbakar hingga harus mengerahkan satu unit pesawat pengebom air jenis Air Tractor sebagai upaya penanggulangan.

Anggota tim udara satuan tugas (Satgas) siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Provinsi Riau, Lettu Sherif Yanuardi di Pekanbaru mengatakan lokasi kebakaran berhasil di lokalisir 30 menit kemudian.

"Keberhasilan itu tidak lepas dari usaha tim gabungan darat dan udara dalam upaya pemadaman," katanya.

Ia menjelaskan, kebakaran lahan di pinggiran Pekanbaru itu tepatnya terjadi di Jalan Nelayan, RT 05/RW 16 Kelurahan Meranti, Kecamatan Rumbai.

Lahan tersebut berupa semak belukar dan diduga kuat sengaja dibakar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Kebakaran lahan di Pekanbaru memang perlu diwaspadai karena berpotensi mengancam aktivitas penerbangan bandara internasional Sultan Syarif Kasim II.

Untuk itu, dia mengatakan Satgas siaga darurat Karhutla Riau harus bertindak cepat, salah satunya langsung mengerahkan Air tractor yang mampu memuntahkan 3.100 liter air sekali terbang.

Selain Pekanbaru, pada akhir pekan ini Karhutla juga terpantau di Kabupaten Pelalawan, tepatnya di Kecamatan Teluk Meranti.

Guna menanggulangi Karhutla di wilayah itu, tim udara mengerahkan heli jenis Sikorsky kapasitas 5 ton air dan Air Tractor. "Alhamdulillah, pantauan terakhir titik api di wilayah Pelalawan berhasil diatasi," ulas Sherif.

Aksi para pembakar lahan cenderung meningkat pada saat akhir pekan atau petugas sedang tidak bertugas. Hal itu diakui oleh Komandan Satgas siaga darurat Karhutla Riau, Brigjen Nurendi yang mengaku geram dengan ulah pembakar lahan yang terus menerus melakukan aksi tidak terpuji itu. Ia menilai para pembakar lahan sudah memiliki pola tertentu seperti membakar lahan pada saat akhir pekan.

Meski begitu, tim Satgas berjanji akan terus meningkatkan patroli dan pengawasan rutin meski sedang libur atau akhir pekan.

Saat ini, Satgas telah memiliki sejumlah armada untuk operasi pencegahan dan penanggulangan Karhutla dari udara. Diantaranya adalah 2 unit MI-8, 1 unit heli MI-171, 1 unit heli Sikorsky, 1 unit heli Bolkow 105, serta dua unit pesawat Air Tractor. Seluruh armada itu dimanfaatkan untuk pengeboman air. Selain itu, Satgas juga menyiapkan satu pesawat Cassa modifikasi cuaca.

Armada yang ada itu merupakan pelengkap tim darat Satgas siaga darurat Karhutla Riau. Seluruh komponen Satgas terus bersiaga meski akhir-akhir ini, kondisi Karhutla di Riau cenderung membaik dibanding medio Agustus 2016 lalu.

Berdasarkan data yang dirilis Satgas, Karhutla yang terjadi hampir merata di Riau sejak Januari hingga kini telah menghanguskan sekitar 3.743 hektare. Sementara itu sejauh ini 86 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara Karhutla.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhon
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016